Bank besar asal AS, JP Morgan menerangkan bahwa Bitcoin semakin bersaing baik dengan emas sebagai store-of-value asset. Generasi Milenial juga disebut sebagai pendorong penting bagi kenaikan harga Bitcoin di masa depan. Bagaimana benang merahnya dengan pernyataan IMF belum ini soal: A New Bretton Woods Moment”.
OLEH: Vinsensius Sitepu
Pemimpin Redaksi Blockchainmedia.id
Dilansir dari Business Insider beberapa waktu lalu, yang disampaikan JP Morgan sesungguhnya sekadar penegasan pernyataan serupa beberapa bulan lalu.
Pernyataan terbaru tersebut, karena Bitcoin diadopsi oleh perusahaan-perusahaan ternama, di antaranya adalah Square, MicroStrategy, PayPal, termasuk perusahaan publik asal Inggris, Mode.
“Pasar emas fisik bernilai saat ini diperkirakan sekitar US$2,6 triliun, yang mencakup aset yang disimpan dalam ETF (Exchanges Traded Fund) emas. Agar Bitcoin dapat mengejar nilai pasar emas, maka ia harus melonjak setidaknya 10 kali dari level saat ini,” sebut JP Morgan.
Beberapa hari lalu, kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$242,2 miliar, sedangkan harga per BTC sedikit di atas US$13.000.
Mengingat JP Morgan, maka sulit melupakan “pendapat benci” sang CEO-nya, yakni Jamie Dimon pada tahun lalu. Dia mengatakan bahwa Bitcoin adalah penipuan dan judi.
Tapi itu masa lalu, dan dia sudah meminta maaf kepada publik. Kini perusahaan yang dipimpinnya itu terang benderang mendukung keunggulan Bitcoin dan menegaskan bahwa Bitcoin tidak hanya bernilai sebagai store-of-value asset, tetapi juga berguna sebagai alat pembayaran.
Bagi JP Morgan, kelak digunakannya Bitcoin sebagai alat pembayaran berskala global, akan telak menaikkan harganya, karena ada dorongan guna alias utility.
Memang JP Morgan menekankan faktor beli oleh kalangan Milenial akan melejitkan harga Bitcoin di masa depan, tapi yang terpenting adalah besaran dan percepatan adopsi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Lihat saja sejak MicroStrategy dan Square pada saat yang hampir bersamaan mengumumkan membeli Bitcoin sebagai langkah investasi, nilai Raja Aset Kripto itu naik hingga 15 persen.
Dan ketika PayPal melakukan hal senada, yakni akan meluncurkan layanan jual-beli Bitcoin dan jenis aset kripto lainnya, Bitcoin langsung terbang lebih dari US$13.000 per BTC. Ampuh!
Alasan paling masuk akal oleh ketiga perusahaan itu sama, yakni ada potensi besar runtuhnya ekonomi global, akibat rapuhnya kebijakan moneter dan fiskal banyak negara besar yang semakin “sempurna gilanya” gara-gara pandemi COVID-19.
Dana stimulus yang super besar akan terus menerjang, termasuk beberapa negara akan menerapkan sistem bunga negatif, seperti yang dilakukan Jepang dan Uni Eropa.
Inggris pun disebut-sebut meminjam pola itu, sehingga diperkirakan akan mampu memaksa uang keluar lebih banyak lagi dari bank, masuk ke arus aset lain yang high risk, tetapi menguntungkan.
Nah, mengingat pasokan Bitcoin itu sangat terbatas, karena secara digital mampu mensimulasikan kelangkaan emas, ketika permintaan terhadapnya meningkat, maka secara pasti harganya juga akan naik.
Pertanyaan terbesar tentu saja adalah: kapan dan seperti apa? Tapi, sebelum itu terjawab, tentu saja akumulasi terhadap emas dan Bitcoin harus Anda lakukan sekarang.
Lihat itu IMF pekan lalu sudah menguatkan sinyal mempercepat perbaikan sistem moneter global agar ekonomi dunia ini tidak porak-poranda seperti dampak Perang Dunia II. Kristalina Georgieva, Managing Director IMF dengan tegas mengatakan bahwa dunia harus melakukan hal yang sama seperti Bretton Wood, tahun 1944.
“Today we face a new Bretton Woods ‘moment’. A pandemic that has already cost more than a million lives. An economic calamity that will make the world economy 4,4% smaller this year and strip an estimated $11 trillion of output by next year. And untold human desperation in the face of huge disruption and rising poverty for the first time in decades,” kata Kristalina. [red]