Presiden El Salvador, Nayib Bukele, kembali menegaskan bahwa negaranya akan terus membeli Bitcoin, meskipun ada tekanan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Sikap tegas ini datang setelah IMF secara eksplisit meminta agar sektor publik negara tersebut tidak lagi menambah kepemilikan Bitcoin. Namun, Bukele tampaknya tak tertarik untuk mengikuti permintaan tersebut dan justru melanjutkan akumulasi aset digital ini.
“Kalau hal ini [membeli BTC] tidak berhenti ketika dunia mengucilkan kita dan sebagian besar bitcoiner meninggalkan kita, hal ini tidak akan berhenti sekarang, dan tidak akan berhenti di masa mendatang,” ujar Bukele dalam sebuah tweet.
Pada saat penulisan, total kepemilikan Bitcoin negara tersebut berada di 6.101,18 BTC, telah bertambah 13 BTC dalam 7 hari terakhir dan 46 BTC dalam 30 hari terakhir.
Pembelian Bitcoin Tetap Berjalan
Baru-baru ini, Bukele mengumumkan bahwa El Salvador membeli tambahan 19 BTC ketika harga turun di bawah US$90.000. Langkah ini memperlihatkan strategi investasi negara yang tampaknya tetap teguh, meskipun ada berbagai pihak yang meragukan keberlanjutan kebijakan ini.
Sejak mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada 2021, negara tersebut secara rutin membeli Bitcoin dalam berbagai kondisi pasar, baik saat harga naik maupun turun.
IMF dan Syarat dalam Kesepakatan Pinjaman
Pada akhir 2024, El Salvador mencapai kesepakatan dengan IMF untuk mendapatkan pinjaman senilai US$1,4 miliar. Salah satu syarat yang diajukan adalah agar pemerintah mengurangi pembelian Bitcoin dan menjadikan penerimaannya oleh bisnis sebagai pilihan sukarela.
Meski begitu, Bukele tidak menunjukkan tanda-tanda akan sepenuhnya menghentikan kebijakan ini. Sebaliknya, pemerintah tetap menjalankan strategi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional.
Strategi Bitcoin El Salvador: Untung atau Buntung?
Keputusan negara tersebut dalam mengadopsi Bitcoin memang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, harga Bitcoin yang terus berfluktuasi membuat banyak pihak khawatir terhadap risiko ekonomi negara kecil ini.
Namun di sisi lain, ketika BTC menyentuh harga US$100.000 untuk kali pertama pada Desember 2024, nilai investasi Bitcoin pemerintah El Salvador melonjak menjadi lebih dari US$600 juta.
Ini memberi keuntungan besar bagi negara tersebut dan membuktikan bahwa langkah Bukele mungkin tidak seburuk yang dikritik banyak pihak.
Apakah IMF Akan Berhasil Menghentikan El Salvador?
IMF menyatakan bahwa penggunaan Bitcoin di El Salvador masih tergolong kecil, dengan volatilitas harga yang tinggi dan tingkat kepercayaan masyarakat yang belum sepenuhnya solid.
Namun demikian, pemerintah tetap optimistis bahwa strategi ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian.
Dengan terus menambah kepemilikan Bitcoin, negara tersebut tampaknya ingin membuktikan bahwa mereka bisa mandiri secara finansial tanpa tunduk pada tekanan institusi keuangan global.
Dengan meningkatnya nilai investasi mereka, El Salvador semakin percaya diri dalam mempertahankan Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan ekonominya.
Meski tantangan masih ada, terutama dari IMF dan skeptisisme pasar global, Bukele tampaknya tidak akan mundur begitu saja. Jika harga Bitcoin terus naik, bukan tidak mungkin El Salvador akan menjadi contoh bagi negara lain yang ingin mengadopsi aset digital ini sebagai strategi ekonomi alternatif. [st]