Indeks Fear and Greed di 39: Sinyal Bahaya atau Kesempatan Emas?

Indeks Fear and Greed kripto yang dirilis oleh CoinMarketCap saat ini berada di angka 39, menandakan bahwa pasar masih dalam kondisi Fear atau ketakutan. Ini adalah indikator bahwa investor cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan karena ketidakpastian yang melanda pasar kripto.

Sejarah menunjukkan bahwa saat indeks berada di zona Fear, banyak investor ritel yang panik dan memilih menjual aset mereka untuk menghindari kemungkinan kerugian lebih besar. Namun, di sisi lain, investor berpengalaman dan institusi sering kali melihat ini sebagai peluang untuk mengakumulasi aset dengan harga yang lebih rendah.

Apa yang Menyebabkan Indeks Fear?

Indeks Fear and Greed dihitung berdasarkan beberapa faktor, seperti volatilitas harga, volume perdagangan, aktivitas media sosial dan dominasi Bitcoin dalam pasar kripto.

Skor 39 ini menunjukkan bahwa sentimen pasar sedang melemah, kemungkinan akibat beberapa faktor seperti ketidakpastian regulasi, di mana pemerintah AS dan Uni Eropa masih terus membahas kebijakan terkait kripto, yang membuat banyak investor menunggu kepastian hukum sebelum masuk ke pasar.

Selain itu, kinerja Bitcoin dan altcoin yang lesu turut berperan, karena harga Bitcoin yang stagnan dan pergerakan altcoin yang kurang agresif dalam beberapa pekan terakhir mempengaruhi indeks ini.

Sentimen makroekonomi juga menjadi faktor utama, dengan kenaikan suku bunga oleh The Fed dan inflasi global yang masih membebani optimisme investor.

Investor Berpengalaman Melihat Peluang

Meskipun banyak investor ritel yang cemas, sejarah membuktikan bahwa fase Fear justru sering menjadi momen terbaik untuk membeli aset dengan harga lebih rendah.

Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) sering digunakan dalam situasi seperti ini untuk mengakumulasi Bitcoin dan altcoin secara bertahap. Sebagai contoh, saat indeks berada di level Extreme Fear pada Maret 2020 akibat pandemi COVID-19, harga Bitcoin sempat anjlok ke sekitar US$3.800.

Namun, beberapa bulan kemudian, aset ini justru naik drastis dan mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada 2021.

Hal yang sama juga terjadi pada Juni 2022, ketika krisis akibat kebangkrutan Celsius dan Terra (LUNA) menyebabkan pasar jatuh ke kondisi Extreme Fear. Namun, bagi investor yang masuk di harga rendah saat itu, keuntungan besar bisa diraih ketika pasar mulai pulih pada 2023.

Peluang Menuju Bull Run 2025?

Dengan banyaknya prediksi bahwa bull run kripto berikutnya bisa terjadi pada 2025, banyak analis percaya bahwa fase Fear saat ini bisa menjadi salah satu titik awal akumulasi sebelum lonjakan harga terjadi.

Hal ini terutama didukung oleh beberapa faktor seperti halving Bitcoin pada 2024. Setiap empat tahun sekali, Bitcoin mengalami pengurangan reward bagi para penambang.

Sejarah menunjukkan bahwa setelah setiap halving, harga Bitcoin cenderung naik dalam waktu satu hingga dua tahun.

Selain itu, adopsi institusional yang meningkat semakin menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan besar dan bank global yang mulai melirik aset kripto, yang bisa menjadi pendorong harga ke depan.

Pengembangan ekosistem kripto juga terus berkembang, dengan proyek-proyek layer-2, DeFi dan integrasi AI dengan blockchain yang membuka lebih banyak peluang investasi baru.

Bagi sebagian orang, skor 39 pada indeks Fear and Greed mungkin terasa mengkhawatirkan. Namun, bagi mereka yang memahami siklus pasar, ini justru bisa menjadi peluang besar.

Jika sejarah berulang, maka investor yang cerdas justru akan menggunakan kondisi ini untuk membeli sebelum harga mulai naik kembali. Namun demikian, penting untuk tetap melakukan riset sebelum berinvestasi.

Seperti halnya dalam kehidupan nyata, tidak semua peluang berakhir dengan hasil yang manis, tapi bagi mereka yang sabar dan berpikir jangka panjang, Fear bisa berubah menjadi keuntungan di masa depan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait