Indeks Kelangkaan Bitcoin atau Bitcoin Scarcity Index di platform perdagangan kripto terbesar dunia, Binance, dilaporkan telah mengalami lonjakan tajam.
Berdasarkan data on-chain yang dibagikan analis Arab Chain di CryptoQuant, ini merupakan kenaikan pertama sejak Juni 2025, yang menandakan potensi perubahan dinamika pasokan dan permintaan di pasar aset digital tersebut.
Lonjakan Indeks Kelangkaan Bitcoin Cerminkan Aksi Whale
Lonjakan indeks ini biasanya menunjukkan bahwa pasokan Bitcoin di platform menjadi langka secara tiba-tiba. Hal tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yakni penarikan besar-besaran Bitcoin dari Binance oleh pemiliknya atau penurunan drastis pada jumlah order jual.
Dalam konteks ini, kelangkaan pasokan sering kali diartikan sebagai sinyal masuknya investor institusional atau whale yang membeli dalam jumlah besar. Arab Chain menegaskan bahwa pergerakan semacam ini bukan kejadian biasa.
“Lonjakan indeks ini menunjukkan kekuatan beli langsung yang melebihi pasokan pasar, dan sering kali merupakan cerminan dari arus modal masuk secara agresif,” ungkapnya.
Fenomena serupa tercatat terjadi pada Juni lalu, di mana lonjakan indeks kelangkaan bertahan selama beberapa hari sebelum harga Bitcoin melonjak hingga mendekati level US$124.000.
Dalam analisisnya, Arab Chain menyebutkan bahwa pola yang sama bisa kembali terulang jika indeks bertahan di level positif selama periode tertentu.
Akumulasi atau Spekulasi? Pasar Dibayangi Ketidakpastian
Menurut Arab Chain, indeks kelangkaan akan naik tajam ketika kekuatan beli yang bersifat langsung (immediate buying power) melebihi jumlah pasokan yang tersedia di pasar.
Lonjakan semacam itu biasanya terjadi saat pasar merespons kabar positif, atau ketika terjadi arus masuk modal secara mendadak dari investor besar. Namun, Arab Chain mengingatkan bahwa tidak semua lonjakan indeks berarti akumulasi jangka panjang.
Jika kenaikan indeks hanya bersifat sesaat dan diikuti penurunan tajam, hal tersebut bisa jadi mencerminkan aktivitas spekulatif atau likuidasi order besar. Dalam skenario seperti ini, pasar umumnya memasuki fase tenang atau bahkan mengalami koreksi harga dalam waktu dekat.
Analis tersebut mencatat bahwa dalam beberapa bulan terakhir, indeks ini sempat menembus level tertinggi sepanjang masa di atas +6, namun kemudian turun drastis ke zona netral, bahkan negatif.
Kondisi ini menunjukkan kontras yang cukup tajam antara harga BTC yang relatif tinggi dan melemahnya indikator kelangkaan, yang dapat diartikan bahwa momentum pembelian besar mulai kehilangan kekuatannya. Jika pasokan mulai meningkat atau penarikan dari platform melambat, maka tekanan beli dari investor kemungkinan juga menurun.
Pertanyaan utama yang kini muncul di kalangan pelaku pasar adalah apakah indeks kelangkaan akan bertahan di level positif dalam beberapa hari ke depan. Jika ya, itu bisa menjadi konfirmasi dimulainya fase akumulasi baru yang berpotensi mendorong harga lebih tinggi.
Namun jika tidak, pasar mungkin menghadapi tekanan jual tambahan dari para trader yang mengambil posisi spekulatif jangka pendek.
Lonjakan terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya minat institusi terhadap aset kripto, termasuk Bitcoin. Meskipun belum ada konfirmasi dari Binance terkait volume penarikan atau order besar yang terjadi pada hari tersebut, lonjakan indeks tetap dianggap sebagai indikator awal pergeseran kekuatan pasar.
Dengan latar belakang ini, investor disarankan untuk memperhatikan pergerakan indeks kelangkaan dalam beberapa hari mendatang guna menilai apakah pasar sedang dalam fase akumulasi nyata atau hanya mengalami lonjakan spekulatif sementara. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.