IKLAN

IndoDEX Kini Jadi SeaDEX, Aplikasi Perdana Diluncurkan Hari Ini

IndoDEX, proyek Decentralized Exchange (DEX) kini resmi berubah nama menjadi SeaDEX. Aplikasi perdana lewat wajah baru ini diluncurkan pada hari ini.

SeaDEX adalah nama baru di blantika proyek kripto asal Indonesia. Beberapa bulan lalu, gegara mengusung nama IndoDEX yang mirip dengan nama bursa kripto sentralistik terkenal, Indodax, pihak pengembang akhirnya mengubah nama menjadi SeaDEX. Ini menjadi penanda perubahan baru cakupan pasar dari semula hanya Indonesia, menjadi Asia Tenggara (Southeast Asia/SEA).

Menjelang akhir tahun lalu, ketika kali pertama DEX ini diluncurkan, menggunakan nama IndoDEX, diklaim sebagai bentuk perlawanan terhadap centralized exchange (CEX) kripto. Bagi Tim SeaDEX kala itu, CEX adalah perwujudan penyimpangan dari semangat sejati kripto yang seharusnya desentralistik.

Di CEX, pengguna tidak memiliki kendali penuh terhadap kripto milik mereka, karena private key sejatinya dipegang oleh pengelola bursa. Dengan kendali seperti ini, CEX pada prinsipnya rentan terhadap pencurian, jika terjadi peretasan yang serius. Kasus terbesar adalah yang terjadi pada Crypto.com, belum lama ini. Kerugiannya maha dahsyat, mencapai US$33 juta.

BACA JUGA  Aset Kripto Cardano (ADA) Layak Diakumulasi Tahun 2023?

“Dalam praktiknya, aplikasi terpusat seperti CEX masih menjadi pilihan utama pengguna untuk menjual dan membeli aset kripto, khususnya di Indonesia dengan lebih dari 6,5 juta pengguna. Jutaan pengguna itu berpotensi mengalami peretasan. Ini adalah dasar dari kesadaran kami tentang betapa pentingnya platform terdesentralisasi untuk memberikan kontrol penuh kepada pengguna. Volume besar dan kesenjangan pengetahuan yang kami lihat berasal dari pasar kripto yang berkembang di Asia Tenggara adalah fokus SeaDEX,” sebut Tim SeaDEX dalam keterangannya, Selasa (15/2/2022).

Apa dan Mengapa SeaDEX?

Dilansir dari blog resminya, SeaDEX bursa kripto terdesentralisasi (DEX) bertenaga blockchain Binance Smart Chain (BSC) yang berfokus untuk merevolusi pasar kripto Asia Tenggara.

 

“Pengguna diberi insentif untuk mengumpulkan likuiditas di SeaDEX melalui yield farm untuk mendapatkan native token, SEAX. Pengguna dapat menggunakan SEAX yang mereka peroleh untuk di-stake dan mendapatkan token lain serta membuka fitur eksklusif. SeaDEX memiliki tim yang berdedikasi dengan pengalaman bertahun-tahun yang berkomitmen pada komunitas DeFi dan siap untuk merevolusi pasar Asia Tenggara,” imbuhnya.

BACA JUGA  Harga ETH Berpotensi Meroket, Berpegang pada Sinyal Tren Historis Ini

Peluncuran SeaDEX

15 Februari 2020 adalah peluncuran produk resmi pertama SeaDEX, pasca alih nama dari IndoDEX.

“Proses migrasi dari token IDDX ke token SEAX telah hampir selesai dan telah menerima banyak masukan positif. Walau likuiditas IDDX telah dikunci di Unicrypt, kami memastikan secara berkala akan menghapus likuiditasnya. Setelah migrasi berakhir, maka snapshot dari harga saat terakhir akan diambil dan ditetapkan untuk pair SEAX/BNB. Holders yang belum menukar akan dapat melakukannya berdasarkan case per case, dengan menghubungi admin SeaDEX. [ps]

Tautan Penting: Situs |  Twitter | Telegram


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait