Inflasi AS Naik di Luar Dugaan: Pasar Kripto Kena Imbasnya

Inflasi di AS kembali mencuri perhatian setelah laporan terbaru menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi. Berdasarkan data dari Investing, pada Januari 2025, Indeks Harga Konsumen (CPI) naik sebesar 3,0 persen secara tahunan, di atas prediksi yang memperkirakan angka 2,9 persen.

Sementara itu, inflasi inti atau Core CPI, yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi, melonjak ke 3,3 persen dari proyeksi 3,1 persen. Kabar ini langsung menimbulkan gelombang reaksi di berbagai sektor, termasuk pasar kripto yang terkenal dengan volatilitasnya.

Reaksi Spontan di Pasar Kripto

Begitu data inflasi diumumkan, pasar kripto langsung bereaksi. Bitcoin, misalnya, tercatat mengalami penurunan dan sempat turun di bawah level psikologis US$95.000. Ethereum dan sejumlah altcoin lainnya juga mengikuti jejak penurunan ini.

Kapitalisasi pasar kripto global tercatat anjlok sekitar 5 persen hanya dalam hitungan jam setelah pengumuman tersebut.

Mengapa reaksi ini begitu cepat? Investor di pasar kripto saat ini semakin sensitif terhadap perkembangan data ekonomi makro, terutama yang berkaitan dengan inflasi dan kebijakan suku bunga.

Jika inflasi tetap tinggi, potensi penurunan suku bunga yang sebelumnya diprediksi bakal terjadi tahun ini, kemungkinan besar akan ditunda oleh The Fed.

Dan hingga pada saat artikel ini disusun, pergerakan kripto-kripto utama, termasuk Bitcoin dan Ethereum, masih belum banyak perubahan pasca reaksi mereka terhadap data inflasi AS.

Suku Bunga dan Kripto: Hubungan yang Semakin Erat

Bagi investor kripto, suku bunga bukan lagi sekadar angka yang diperhatikan oleh para pemain di pasar obligasi atau saham.

Saat suku bunga naik atau tetap tinggi lebih lama, aset berisiko seperti kripto menjadi kurang menarik karena imbal hasil instrumen investasi berbasis dolar AS, seperti obligasi, menjadi lebih menggiurkan.

Dalam situasi saat ini, muncul kekhawatiran bahwa The Fed akan tetap menahan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama. Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga sebelum ada bukti kuat inflasi benar-benar terkendali.

Dengan inflasi yang justru naik di Januari, harapan penurunan suku bunga di paruh pertama tahun ini bisa jadi hanyalah angan-angan.

Perilaku Investor Kripto Berubah

Jika sebelumnya banyak investor kripto yang menganggap inflasi sebagai sinyal positif karena menurunnya daya beli dolar AS, kini pola pikir mereka mulai bergeser. Sekarang, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi dipandang sebagai tanda ketidakpastian ekonomi yang berpotensi menekan harga aset digital lebih dalam.

Misalnya, pada hari pengumuman data CPI, aktivitas penjualan di bursa kripto meningkat drastis. Beberapa trader besar, atau sering disebut whale, tampaknya memilih untuk mengamankan keuntungan daripada mengambil risiko lebih lanjut.

Di sisi lain, investor ritel yang lebih baru di pasar terlihat lebih panik, dengan menjual aset mereka meski sudah dalam posisi rugi.

Apa yang Bisa Terjadi Selanjutnya?

Dalam beberapa bulan ke depan, semua mata tertuju pada respons The Fed terhadap data inflasi ini. Jika suku bunga tetap tinggi, Bitcoin dan aset kripto lainnya mungkin masih akan mengalami tekanan. Namun, perlu diingat bahwa dunia kripto selalu penuh kejutan.

Misalnya, di tahun-tahun sebelumnya, ketika pasar tradisional terpukul oleh ketidakpastian ekonomi, beberapa aset kripto justru mencetak kenaikan tak terduga. Apakah hal serupa bisa terjadi kali ini? Pertanyaan ini akan terjawab seiring waktu.

Selain itu, fenomena seperti adopsi institusional dan inovasi teknologi di sektor blockchain juga dapat menjadi penentu arah pasar. Meskipun inflasi dan suku bunga adalah faktor penting, industri kripto memiliki dinamika internal yang terkadang berjalan terpisah dari arus utama ekonomi.

Data CPI terbaru memang memberikan kejutan dan memicu ketidakpastian, tetapi bukan berarti pasar kripto akan terpuruk selamanya. Investor perlu lebih jeli dalam membaca situasi dan menghindari keputusan impulsif. Lagi pula, dalam dunia investasi, terutama di sektor yang dinamis seperti kripto, lonjakan dan koreksi adalah bagian dari perjalanan.

Jadi, jika Anda mendapati diri terpaku pada grafik merah di layar, mungkin ada baiknya untuk menarik napas sejenak dan bertanya, apakah ini benar-benar akhir, atau justru awal dari peluang baru? [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait