Inggris Sebut Iklan Floki Inu Tak Etis

Otoritas Standar Keuangan (ASA) Inggris berkata iklan aset kripto meme Floki Inu mengeksploitasi rasa takut tertinggal atau FOMO (fear of missing out) konsumen dan menyepelekan investasi kripto.

Lembaga periklanan Inggris tersebut melarang iklan Floki Inu, kripto yang dinamai mengikuti hewan peliharaan CEO Tesla Elon Musk, dengan tuduhan tidak bertanggung jawab.

Floki Inu Dilarang Beriklan di Inggris 

Koin Floki Inu (FLOKI) diiklankan pada jaringan bis dan metro kota London tahun lalu. Slogan yang ditampilkan mengungkit kripto Dogecoin (DOGE) dan berkata “Kelewatan DOGE? Beli FLOKI.”

ASA menyimpulkan iklan tersebut mengeksploitasi sentimen konsumen dan menggampangkan investasi kripto yang seringkali adalah proses rumit.

Menurut ASA, iklan itu menyarankan konsumen yang belum memiliki DOGE sebaiknya membeli aset kripto alternatif, yakni FLOKI. Iklan itu disebut mengklaim FLOKI akan turut melambung seperti harga DOGE pada awal tahun 2021 lalu.

Tim Floki Inu membantah dan berkata iklan tersebut ditujukan kepada konsumen yang sudah memahami kripto. Mereka mengklaim konsumen awam yang tidak paham investasi kripto berkemungkinan kecil akan menanggapi iklan tersebut.

Kendati demikian, ASA menyimpulkan kripto merupakan topik yang penting dan profil tinggi. Selain itu, iklan Floki Inu ditampilkan kepada khalayak umum.

Sebab itu, iklan FLOKI tidak boleh tampil dalam medium yang diungkit oleh ASA.

FLOKI yang meluncur pada bulan Juli 2021 saat ini berada pada harga US$0,00004 menurut data CoinGecko. Rekor harga tertinggi FLOKI adalah US$0,0003 yang dicapai pada November 2021.

Saat ini, FLOKI berada 88% di bawah harga tertingginya, dengan penurunan sebesar 9,9 persen dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

Selain FLOKI, iklan bursa kripto Crypto.com juga dilarang sebab dipandang menyatakan klaim tidak benar. Iklan Crypto.com bertuliskan teks “beli kripto dengan kartu kredit secara instan.”

ASA menyimpulkan Crypto.com menggugah konsumen untuk membeli kripto dengan kartu kredit, dimana pengguna dapat dikenakan bunga lebih tinggi disertai biaya-biaya lainnya.

Iklan kedua Crypto.com menampilkan teks “raih hingga 3.5 persen per tahun”. Iklan ini turut disebut keliru sebab konsumen akan mengira investasi mereka bertumbuh tinggi.

Nyatanya, imbal hasil investasi kripto bergantung kepada jenis kripto yang dibeli serta jangka waktu penyimpanan, pungkas ASA. [coindesk.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait