Ini Alasan Solana (SOL) Bisa Jadi Korban Keganasan FTX Berikutnya

Sejumlah bursa utama memblokir penarikan stablecoin teratas (USDC dan USDT) berbasis Solana (SOL). Relasi erat Solana dengan FTX diduga menjadi alasan penyebab kerusakan finansial dan struktural. Bahkan menjadi korban susulan runtuhnya kerajaan bursa yang dibangun Sam Bankman-Fried (SBF).

Binance, BitMEX dan Crypto.com termasuk dalam jajaran bursa tersebut. Seperti ketiganya, bursa kripto tersebut tidak memberikan penjelasan rinci tentang kebijakan penangguhan itu.

Sebelumnya, Binance mengumumkan penangguhan sementara deposit stablecoin USDC dan USDT di blockchain Solana “hingga pemberitahuan lebih lanjut.” Namun setelah pengumuman itu, membuka kembali deposit untuk USDT di Solana.

Pekan lalu, Crypto.com mengumumkan dalam email yang dilihat oleh Decrypt bahwa setoran dan penarikan dalam USDT dan USDC telah ditangguhkan di jaringan Solana.

Sejumlah pihak meyakini, kebijakan bursa utama tersebut ada kaitan dengan keruntuhan FTX. Di mana imbas buruk dari skandal besar ini telah menyebar ke pemain industri besar lainnya seperti BlockFi dan Genesis.

Melansir Decrypt, gelombang delisting mengikuti jatuhnya harga utama Solana setelah keruntuhan FTX – sebuah bursa yang diketahui sangat terlibat dengan jaringan dan token SOL. 

Solana pernah dicap sebagai salah satu cryptocurrency dengan masa depan yang menjanjikan, kini diuji dengan penurunan sebagai imbas bangkrutnya FTX. 

Dilansir dari The Street yang mengutip data CoinGecko, token ini sudah kehilangan 61,6% dari nilainya dalam tujuh hari terakhir. Harga Solana kini sudah anjlok 95% dari level tertinggi sepanjang masa pada 6 November 2021.

Cryptocurrency Solana terkait dengan pertukaran kripto on-chain yang disebut proyek Serum, yang dibuat oleh pendiri FTX Sam Bankman-Fried, yang mengundurkan diri pada 11 November, menyusul kebangkrutan kerajaannya. Serum adalah pusat likuiditas.

Proyek blockchain Solana, yang lekat dengan FTX, juga terkena efek domino skandal FTX, di mana harga koin SOL merosot lebih dari 60 persen sejak hari minggu pekan lalu (6/11/2022).

Berdasarkan laporan Fortune, Solana adalah salah satu proyek favorit SBF dan perusahaan perdagangan Alameda Research.

Berdasarkan data neraca perusahaan sebelum pengajuan kebangkrutan, FTX memegang koin SOL dengan nilai sekitar US$982 juta, hampir satu milyar dolar AS.

Karena “hubungan” dekat tersebut, Solana terkena dampak dari skandal perusahaan, terus merosot tanpa ada tanda pemulihan hingga saat ini. Harga SOL telah jatuh lebih dari 90 persen dari level ATH-nya.

Dampak Kerusakan Struktural

Melansir liputan Protos, kerusakan tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga struktural. Pasalnya keruntuhan FTX memicu volatilitas besar di seluruh pasar crypto. Di mana kripto berbasis blockchain Solana mengalami penurunan kinerja, yang tentu saja mengganggu likuidasi pada protokol peminjaman DeFi Solend.

FTX dan Alameda memberikan dukungan kepada Tim Solana, untuk mengembangkan apa yang pernah dianggap sebagai pembunuh ETH potensial. Bahkan, banyak dari token proyek tersebut disebut sebagai ‘koin Sam.’

Meskipun benar bahwa FTX Ventures dan Alameda memiliki investasi dalam putaran pendanaan crypto yang mengejutkan; beberapa proyek andalan Solana lebih bergantung pada kerajaan SBF daripada tempat lain.

Menanggapi dampak buruk tersebut, tim Solana mengkonfirmasi sebuah “fakta di balik runtuhnya FTX,” dengan merinci hubungannya dengan FTX dan Alameda.

Aset proyek Solana saat ini mencakup 3,24 juta lembar saham FXT internasional, 3,43 juta token FTT dan 134,54 token SERUM (SRM). [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait