Sangat menarik jika kita mengulas kembali tentang tingkat keterpopularan kata kunci “blockchain” di Google Trends. Salah satu alasannya tentu saja pasca pidato “supremasi blockchain” oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping pada Jumat (25 Oktober) lalu. Secara global dalam rentang 5 tahun, search term “blockchain” memang mengalami penurunan drastis, terlebih-lebih sejak pertengahan Desember 2017, ketika harga Bitcoin ambruk dari US$20.000. Namun, dalam rentang 7 hari, dengan sejumlah variabel, banyak hal menarik seputar search term “blockchain” itu.
Tren 7 Hari Secara Global
Di tingkatan global, beberapa hari setelah pidato Xi, tak ada peningkatan pencarian terhadap kata kunci blockchain. Dalam rentang 7 hari terakhir misalnya (diakses hari ini, Senin, 4 November 2019 petang), tingkat interest (ketertarikan) 80-77. Bahkan trennya justru menurun. Namun, pada 4 November 2019 pukul 5 dini hari, trennya naik dari 48 hingga 88. Tertinggi tercatat pada 28 Oktober 2019 pukul 4 dini hari yang mencapai 100.
Masih di tingkatan global, berdasarkan negara, Tiongkok (100) menduduki peringkat pertama sebagai negara yang paling banyak melalukan pencarian dengan kata kunci “blockchain”. Tiongkok disusun oleh Hong Kong (58), Singapura (56), Nigeria (54) dan St. Helena (52).
Sedangkan di tingkatan kota, Shanghai (Tiongkok) malah dikalahkan oleh Kota Larkspur, di California, Amerika Serikat. Di posisi ke-3 ada Beijing (Tiongkok) dan disusul oleh Benin (Nigeria) dan Fayetteville (Carolina Utara, Amerika Serikat).
Untuk topik terkait “blockchain”, data Google Trend menunjukkan 3 topik yang sedang mengalami kenaikan drastis, yakni “Single version of the truth” (2.500 persen), “Java KeyStore” (500 persen), dan “Unspent transaction output” (60 persen).
Variabel lain, ada sejumlah topik terkait lain yang selalu berada di peringkat atas, yakni “Blockchain” (100), “Bitcoin” (10), “Cryptocurrency” (4) dan “Wallet’ (3). Untuk variabel terakhir ini, dapat dikatakan “statis” karena memang sangat terkait dengan kata “blockchain”.
Topik terkait
Yang lebih menarik jikalau kita mengulas topik terkait yang sedang mengalami kenaikan itu. “Single version of the truth” misalnya yang sedang naik hingga 2.500 persen. Mengacu data Google Trend, pencarian terhadap topik itu hanya rata-rata 22. Peningkatan cepat terjadi pada 4 November 2019 dini hari yang mencapai 100.
Berdasarkan penelusuran redaksi, “Single version of the truth” yang terkait dengan “blockchain” mengacu pada konsep dan karakter teknologi blockchain yang memungkinkan data digital yang direkam ke dalamnya bersifat permanent (kekal), tak dapat dihapus. Di blog IBM konsep itu dijelaskan secara gamblang. Menurut IBM, mengingat sifat blockchain itulah, data digital di blockchain dapat lebih terpercata dibandingkan menggunakan teknologi lain yang pernah ada. Khusus topik “”Single version of the truth” ini, Islandia menduduki peringkat pertama.
Kemudian topik “Java KeyStore” yang juga sedang naik daun, terkait erat dengan berita dipadukannya aset kripto Tronix (TRX) di ponsel Samsung Galaxy 10s. TRX merupakan native asset dari blockchain Tron besutan Justin Sun. Ini dipastikan dengan beberapa related queries, yakni “tron trx”, “justin sun”, “samsung tron” dan “tron”.
Sedangkan “Unspent transaction output”, Google Trend memprakirakan akan mengalami kenaikan pada hari-hari berikutnya. Berdasarkan penelusuran, sepintas topik tersebut juga terkait dengan mata uang digital yuan berbasis blockchain yang dibuat oleh Bank Sentral Tiongkok.
Di website decrypt.co (muncul di pencarian teratas di Google), UTXO (Unspent Transaction Output) dijelaskan sebagai bagian dari metode Bank Sentral Tiongkok dalam menerbitkan mata uang digitalnya. Bank Sentral menyebutnya sebagai DCEP (Digital Currency Electronic Payment), sebuah istilah yang berjarak dengan apa yang disebut oleh IMF dan sejumlah media lainnya, yakni CBDC (Central Bank Digital Currency). Dan Tentu UTXO adalah istilah yang telah lama dikenal pada blockchain Bitcoin.
Kesimpulan
Secara umum dalam rentang waktu yang lebih panjang, misalnya 30 hari dan 90 hari, tak ada ketertarikan yang signifikan terhadap “blockchain”, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Google Trend. Belum ada lonjakan besar seperti pada tahun 2017 silam. Namun, setidaknya kita mempunyai acuan yang nyata, untuk mengukur tingkat penetrasi teknologi blockchain di masa depan. Kita menanti. [vins]