Perusahaan auditor ternama, KPMG menyebutkan ada sejumlah keahlian yang paling dicari di sektor teknologi blockchain. Menurutnya, semakin banyaknya perusahaan yang menilik teknologi blockchain pada tahun ini, bisa jadi tak sukses jika tak melibatkan sumber daya manusia berkeahlian tinggi.
“Pengetahuan yang sangat tinggi soal teknologi blockchain dan aspek bisnis adalah penentu suksesnya perusahaan yang mengusung teknologi blockchain. Perusahaan sangat tergantung dengan itu. Pengetahuan yang mumpuni soal aspek bisnis, secara spesifik disebutkan sangat penting, tatkala dalam tahapan pengembangan dan mengakomodasi permintaan yang tinggi,” kata KPMG kepada Cointelegraph, Jumat, (17/05).
Selain itu, kata KPMG, sangat disarankan merekrut kaum professional yang berkemampuan data analytics. Hal itu penting untuk memahami dan menerapkan data yang diambil dari blockchain.
“Para pekerja yang ‘berjiwa peretas’ juga pantas direkrut agar tim bisa berpikir selayaknya peretas dengan melakukan sejumlah percobaan yang beraneka sudut pandang,” kata KPMG.
Sebelumnya, hasil survei KPMG menyebutkan, 41 persen pemimpin teknologi ingin mengdopsi blockchain. Mereka berencana menerapkan blockchain dalam tiga tahun ke depan. Kendati demikian, masih ada sejumlah tantangan yang menghambat adopsi blockchain.
Menanggapi hasil survei blockchain KPMG tersebut, Damien Ducourty, co-founder perusahaan pelatihan dan edukasi blockchain B9lab, mengatakan, teknologi blockchain dapat berdampak terhadap beragam industri.
“Petahana bisa memilih untuk ikut menjadi bagian dari perubahan yang akan terjadi dan turut menyumbang terhadap blockchain atau berusaha untuk mengefisienkan alur kerja mereka. Tampaknya banyak perusahaan yang mengambil posisi aman dan melakukan kedua hal tersebut,” kata Ducourty.
Survei blockchain KPGM juga berisi serangkaian pertanyaan mengenai tantangan dan manfaat blockchain, sekaligus industri yang akan paling terpengaruh.
Menurut survei itu, 27 persen responden menilai industri yang akan paling terguncangkan (disrupted) oleh blockchain dalam tiga tahun ke depan adalah Internet of Things (IoT). 22 persen responden menjawab sektor perdagangan, 20 persen menjawab sektor keamanan siber, sedangkan 18 persen menjawab teknologi kontrak digital. [Cointelegraph.com/vins]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.