Dominasi dolar AS yang begitu lama di perdagangan internasional kini kian mengempis, terancam tergeser.
Investor kenamaan Ray Dalio melihat bahwa ada lebih sedikit negara yang kini ingin memegang dolar AS, sementara peran Tiongkok di perdagangan internasional meluas.
Dominasi Dolar AS Mengempis
Berdasarkan laporan Bitcoin News, Dalio melihat bahwa, sanksi Barat terhadap Rusia telah menjadi ancaman untuk membuat dominasi dolar AS kian mengempis.
Beberapa analis pun menilai, sanksi Barat membuat beberapa negara justru lebih gencar mencari alternatif mata uang AS untuk melakukan perdagangan internasional, menyingkirkan dolar AS dari prosesnya.
“Bank-bank sentral di seluruh dunia kurang cenderung menahan greenback, dolar AS adalah utang. Dengan kata lain, ketika seseorang memegang satu dolar AS, bank sentral, mereka memegang aset utang,” ujar Dalio.
Lanjut dikatakan, beberapa negara sebelumnya bersedia memegang utang ini untuk dapat bermain di perdagangan internasional, karena dolar AS banyak berperan di sana.
Tetapi, Tiongkok saat ini gencar mempromosikan mata uangnya, yuan, untuk digunakan di perdagangan internasional juga.
Tiongkok membangun kesepakatan penggunaan yuan dengan Brasil, Kazakhstan dan lain-lain, membuat dominasi dolar AS kian mengempis. Di masa depan, ini benar-benar akan membalik meja permainan.
“Jadi karena alasan itu, keinginan untuk memegang utang dalam mata uang dolar AS berkurang, yang berarti ya, lebih sedikit dolar AS. Jadi gambaran penawaran-permintaan memburuk, terutama karena kami terus harus menjualnya secara internasional untuk mendanai defisit,” tambah Dalio.
Sanksi kepada negara seperti Rusia dan Iran pun bisa menambah kesengsaraan pada posisi dolar AS di perdagangan internasional.
“Jadi, sanksi berarti Anda membekukan aset, aset itu adalah obligasi. Itu terjadi dengan Rusia dan ada ancaman dengan negara lain, Tiongkok dan sebagainya,” ujar Dalio.
BRICS pun masih terus menggaungkan langkah dedolarisasi mereka, dengan akan menghadirkan mata uang baru untuk perdagangan internasional.
Aliansi Rusia, Brasil, Tiongkok, India dan Afrika Selatan ini ingin mengurangi ketergantungan mereka terhadap dolar AS, yang mendapat tanggapan positif dari negara-negara lain dan ingin mengikuti jejaknya. [st]