Tak mudah memprediksi harga Bitcoin sebagai kelas aset baru yang diperdagangkan secara global. Jikalau mengacu harga Bitcoin dalam konteks dolar AS, perlu sejumlah faktor yang tak sedikit. Terlebih-lebih kelemahan dolar AS itu sendiri nilainya sebenarnya semakin melemah akibat jumlah edarannya yang banyak. Berikut pandangan sejumlah pengamat dan pelaku pasar mengenai prediksi harga Bitcoin tahun 2019.
Temuan Finder belum lama ini dengan mewawancarai sejumlah pengamat dan pelaku pasar menyimpulkan, mereka agak berbelah pendapat soal masa depan Bitcoin. Misalnya perihal apakah Bitcoin berpotensi ambrol jikalau kembali memuncak US$20 ribu seperti pada Desember 2017. Separuh dari 10 pelaku pasar yang diwawancari menyebut setuju dengan skenario itu. Namun, hanya 40 persen di antaranya yakin, bahwa kenaikan Bitcoin yang terjadi sejak Mei 2019 akan menuntun Bitcoin melampaui harga US$20 ribu.
Rata-rata narasumber menyebutkan Bitcoin bisa menembus serendahnya US$7.543 pada 1 Juni 2019 nanti. Sementara, Alisa Gus CEO WishKnish berpendapat bisa lebih besar daripada itu, setidaknya US$8.500.
Jikalau sejumlah besar narasumber bernada progresif terhadap kenaikan Bitcoin, tetapi tidak dengan Profesor Nafis Alam dari Henley Business School.
“Menurut saya justru lebih rendah daripada itu. Pada 1 Juni 2019 Bitcoin kemungkinan berada di kisaran US$5.500-6.000. Sedangkan pada Desember tahun ini, di kisaran US$4.000,” kata Alam yang juga menegaskan tak ada perubahan yang banyak pada fitur Bitcoin. Lagipula Bitcoin adalah instrumen spekulatif dan seterusnya seperti itu.
Pengamat teknologi Joseph Raczynski mengambil jarak berbeda dengan pendapat Alam. Ia menyebut Bitcoin mampu menembus paling tinggi di US$17 ribu pada Desember 2019. Sentimen positif itu senada dengan pendapat Jimmy Song, programmer Bitcoin. Song menyarankan investor terus melakukan akumulasi dan “hodl” terhadap Bitcoin.
“Bitcoin memiliki karakter kelangkaan unit yang desentralistik. Dalam jangka panjang Bitcoin adalah ‘pertaruhan’ yang baik,” kata Song.
Perlu ditegaskan kembali, bahwa jikalau mengacu harga Bitcoin dalam konteks dolar AS, perlu sejumlah faktor yang tak sedikit. Terlebih-lebih kelemahan dolar AS itu sendiri nilainya sebenarnya semakin melemah akibat jumlah edarannya yang banyak. Maka, dalam konteks yang khusus, baik Bitcoin sebagai aset ataupun uang elektronik peer-to-peer, maka “Bitcoin adalah Bitcoin”: 1 BTC akan selalu 1 BTC. Itu hakikat sejatinya. [Finder.com/vins]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.