Ini Prediksi Harga BTC Tahun 2023, Setelah Tembus US$18 Ribu

Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat memberikan angka inflasi yang lebih baik daripada perkiraan sehingga mendorong harga Bitcoin (BTC). BTC menguat dan menembus level US$18 ribu dan memberi pertanda positif bagi prediksi harga BTC tahun 2023.

Bank Sentral AS Federal Reserve dipandang berusaha untuk mengelola ekonomi. Investor berharap The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga acuan menyusul CPI yang tidak setinggi dugaan.

Prediksi Harga BTC Tahun 2023 

Para analis ekonomi AS memprediksi peningkatan sebesar 7,3 persen bagi CPI. Tetapi, laporan yang diterbitkan pada hari Selasa (13/12/2022) oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan peningkatan sebesar 7,1 persen.

Platform analisa pasar Santiment mengungkap terjadi penambahan signifikan bagi jumlah investor BTC yang menyimpan antara 10 hingga 1.000 BTC. Menurut data Santiment, jumlah investor mencapai kisaran 151 ribu alamat dompet, level yang belum terlihat sejak tahun 2020.

Berkat laporan CPI yang positif disertai dengan sentimen investor BTC yang enggan menjual aset simpanan, harga BTC berhasil menembus area resistance yang terbentuk sejak awal Desember.

BTC diperdagangkan pada harga US$17.797 per pukul 08.00 WIB menurut data Trading View. CoinGecko menunjukkan volume perdagangan BTC mencapai US$29 milyar dalam 24 jam terakhir.

BTC memanjat melalui garis support yang meningkat sejak 21 November 2022 silam. Garis support tersebut berhasil dipertahankan berulang kali, terakhir pada 10 November lalu.

Be In Crypto melansir, kendati harga BTC bergerak di dalam ascending channel, garis resistance belum cukup tervalidasi. Setelah BTC memantul dari garis support pada 12 Desember kemarin, Bitcoin kemudian menembus US$17.200 yang telah menjadi resistance sejak awal bulan.

Pergerakan tersebut turut didorong oleh Relative Strength Index (RSI) yang menembus garis tren bearish divergence yang terbentuk pada awal bulan.

Bila momentum positif BTC terus menguat, area resistance pertama terletak pada US$17.770 menurut level Fibonacci retracement 0.382 dan berpapasan dengan pertengahan ascending channel.

Setelah itu, resistance berikutnya bagi BTC terletak pada harga US$18.200 yang dibentuk oleh garis ascending channel serta resistance horizontal berdasarkan harga pada awal November lalu.

Bila BTC berhasil menembus resistance di kisaran US$18.200, maka harga dapat terus memanjat dan mencapai harga US$18.600.

Harga US$17.350 menjadi support bagi BTC bila momentum melemah. Level tersebut telah menjadi pendukung kuat yang mampu mempertahankan tren bullish bagi BTC. Tetapi bila terjadi bearish crossover maka BTC dapat terdorong ke bawah menuju harga US$16.850.

Indikator teknis, termasuk RSI dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan BTC berada di zona beli dan menandakan harga BTC akan terus menguat.

Arthur Hayes, mantan CEO bursa kripto berjangka BitMex, meyakini tahun depan The Fed akan bersikap lebih ringan terhadap tingkat suku bunga acuan. Ia berkata ada suplai obligasi AS yang besar tanpa didukung oleh pembeli.

“The Fed tidak membeli, Kementerian Keuangan tidak membeli. Semua pemerintah asing non-AS adalah penjual obligasi, seperti Jepang dan Tiongkok,” jelas Hayes.

Menurut analis kripto tersebut, penjualan minyak bumi oleh negara-negara Timur Tengah memakai mata uang selain USD mulai meningkat. Hal ini menandakan minat yang lemah terhadap USD oleh negara-negara mitra dagang AS.

Beragam negara mengurangi pembelian obligasi AS tetapi di saat yang sama pemerintah AS menerbitkan hutang dalam jumlah tinggi.

Hutang tinggi tersebut berasal dari generasi baby boomer di AS yang memiliki hak, yakni jaminan sosial serta asuransi kesehatan Medicare, yang harus ditunaikan.

Dalam kondisi resesi, pemerintah AS harus menerbitkan uang baru untuk memberikan keamanan sosial bagi warga negara. The Fed diperkirakan akan melakukan perubahan kebijakan atau pivot.

Sebab itu, Hayes melihat tahun depan politik terkait pasar obligasi serta pasar obligasi swasta akan mendesak The Fed untuk berhenti meningkatkan suku bunga acuan atau bahkan mulai menambah suplai mata uang baru ke pasar.

Menurut Hayes, BTC akan mengalami reli sebelum pivot tersebut terjadi. Pivot akan menjadi positif bagi semua aset beresiko, terutama bagi prediksi harga BTC tahun 2023.

“BTC adalah pasar bebas terakhir di dunia, sebab itu BTC akan menjadi penggerak pertama. Kita akan melihat BTC menguat sebelum indeks pasar saham S&P 500 menyusul,” pungkas Hayes. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait