Setelah mencapai hampir US$14.000 pada akhir Juni 2019, Bitcoin telah mengecewakan para investor, karena ambruk hingga 50 persen. Kendati penurunan lebih hebat pernah terjadi sebelumnya, trend harga Bitcoin selama lima bulan terakhir tampaknya membentuk Channel Pattern, karena Bitcoin memantul di antara garis support dan resistance yang melandai ke bawah.
“Penembusan volume tinggi pada pola tersebut dapat menandakan bahwa kenaikan Bitcoin lebih lanjut kemungkinan terjadi di masa depan. Sementara penembusan di bawah channel itu akan meningkatkan kemungkinan penurunan harga Bitcoin lebih lanjut. Penting juga memantau terus level US$6.000 yang telah memainkan peran penting dalam dua tahun terakhir,” tulis Jesse Colombo Penasihat di Clarity Financial, LLC di Forbes, Sabtu (30/11/2019).
Ia juga menyebutkan grafik Bitcoin mingguan memperlihatkan adanya tingkat support kuat di US$6.000 dan price channel selama lima bulan terakhir menunjukkan sinyal positif.
Jika Bitcoin menanjak kembali, maka support US$6.000 akan menjadi tolak ukur sangat penting. Jika Bitcoin mampu menembus di bawah price channel dan support level US$6.000, itu akan meningkatkan kemungkinan aksi jual berikutnya. Untuk saat ini, investor dan trader harus memantau Bitcoin pada support level US$6.000,” katanya. [vins]