Setelah pengajuan kebangkrutannya, FTX telah memiliki Bos baru, seorang spesialis beres-beres perusahaan bangkrut.
Bangkrutnya FTX diikuti oleh pengunduran diri sang CEO, Sam Bankman-Fried (SBF), yang juga sedang duduk di kursi pesakitan terkait skandal di perusahaan yang ia pimpin.
Runtuhnya salah satu bursa kripto terbesar di AS ini membawa efek domino yang telah diwanti-wanti, bermula dari turunnya kepercayaan investor terhadap industri.
Selain itu, FTX saat ini juga menyisakan sekitar satu juta kreditur yang merugi besar, menanti pengembalian dana yang berujung ke Pengadilan.
Sosok Bos Baru FTXÂ
Berdasarkan laporan Forbes, Bos baru FTX saat ini adalah John Ray, seorang ahli dan veteran dalam mengurus perusahaan yang bangkrut.
Tak lama setelah menjabat posisi CEO, John langsung mengatakan dengan gamblang bahwa dirinya baru kali pertama melihat perusahaan mengalami kegagalan kontrol yang begitu lengkap, serta tidak ada informasi keuangan yang dapat diandalkan.
Pernyataan John tentu seperti menyiratkan “sesuatu,” karena John adalah orang yang telah malang melintang di dunia kebangkrutan dan restrukturisasi, termasuk kasus terkait penipuan dalam perusahaan.
Sosok Bos baru FTX ini adalah orang yang benar-benar hebat, yang dalam 20 tahun terakhir telah memimpin beberapa kegagalan terbesar dan terburuk dalam restrukturisasi perusahaan.
Beberapa perusahaan besar yang kacau yang telah ia tangani adalah Enron, Residential Capital dan Nortel Networks.
Saat ini, John Ray berada di tengah-tengah badai besar industri kripto, yakni di perusahaan FTX.
Ray diangkat menjadi CEO baru bursa kripto tersebut pada hari Jumat (11/11/2022), tepat setelah SBF mengundurkan diri karena krisis likuiditas parah yang menghantam FTX.
Pengamat menilai bahwa, Ray kemungkinan akan berpegang pada “pedoman” yang sama seperti di Enron, tetapi FTX adalah kasus yang lebih berantakan dari itu.
Diketahui, tugas Ray sebagai CEO FTX adalah menyelidiki rincian penutupan perusahaan yang kacau dan mengungkap misteri penemuan aset perusahaan yang hilang, termasuk dana yang diklaim telah dicuri oleh peretas.
Selain itu, Ray juga bertugas untuk mengatur ulang atau menjual berbagai bisnis yang bermasalah kepada para pemangku kepentingan.
“Berdasarkan tinjauan kami selama seminggu terakhir, kami dengan senang hati mencatat bahwa beberapa anak perusahaan FTX yang diatur atau dilisensikan di dalam dan di luar AS memiliki neraca keuangan, manajemen yang bertanggung jawab dan waralaba yang berharga,” ujar Ray.
Beberapa pengamat berharap Ray mampu mengatasi skandal FTX hingga ke akar, karena dia adalah spesialis yang sangat handal di bidang kebangkrutan. [st]