Binance, bursa kripto dengan volume perdagangan terbesar di dunia, beralih ke stablecoin alternatif setelah stablecoin besutan Binance, Binance USD (BUSD), terkena tindakan hukum oleh Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC).
SEC mengirim Wells Notice kepada Binance dengan tuduhan BUSD melanggar hukum sekuritas AS. Pihak penerima memiliki waktu 30 hari untuk memberi tanggapan melalui berkas legal yang bernama Wells Submission.
Berkas legal itu berisi argumen untuk membantah tuduhan dan gugatan seharusnya tidak diberikan kepada pihak tergugat.
Binance Dukung Stablecoin Lain
Departemen Layanan Keuangan New York (NYDFS) turut meminta penerbit BUSD Paxos Trust untuk berhenti menerbitkan BUSD baru. Hal tersebut memaksa bursa tersebut mencari jalur alternatif untuk memenuhi permintaan stablecoin.
Blockchain News melaporkan, Binance berusaha menggunakan TrueUSD (TUSD) serta sejumlah stablecoin desentralistik. Bursa kripto tersebut telah menerbitkan 180 juta TUSD antara 16 hingga 24 Februari lalu. Hal ini menandakan Binance memilih TUSD untuk memenuhi kebutuhan stablecoin.
TrustToken, operator TUSD, telah menjadi mitra Binance sejak Juni 2019. Kemitraan itu membantu Binance membeli TUSD tanpa dikenakan biaya dan menukarnya dengan uang fiat.
Pada September 2022 lalu, Binance melakukan likuiditas TUSD ke BUSD demi memperbesar pangsa pasar BUSD. Kini dengan kasus hukum BUSD, Binance giat mencetak TUSD baru.
CEO Changpeng Zhao (CZ) berkata Binance akan melihat opsi lain untuk diversifikasi stablecoin dari BUSD setelah menerima tindakan hukum. Beberapa pekan kemudian, bursa ini mengumumkan dukungan bagi protokol peminjaman desentralistik Liquity (LQTY) dan meluncurkan perpetual contract bagi TrueFi (TRU).
TRU merupakan token protokol DeFi TrueFi di bidang pinjaman tanpa agunan.
Stablecoin desentralistik, seperti TerraUSD (UST), menjadi populer di ekosistem kripto. Sejumlah investor meyakini stablecoin jenis ini akan semakin digemari oleh kalangan luas.
Tetapi, kegagalan ekosistem Terra (LUNA) pada bulan Mei 2022 silam memunculkan stigma terhadap konsep stablecoin desentralistik. Kantor Pengendali Keuangan AS (OCC) menjadikan kasus gagal pasak UST sebagai bukti bahwa stablecoin sangat berisiko sampai dapat berdampak kepada gagal pasak stablecoin yang didukung aset sekalipun.
Langkah bursa tersebut yang memakai stablecoin alternatif dan desentralistik menunjukkan pentingnya stablecoin jenis ini di dalam ekosistem kripto. Seiring meningkatnya tindakan hukum terhadap stablecoin, semakin banyak bursa dan penerbit akan beralih ke stablecoin alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Soal apakah stablecoin desentralistik akan menjadi sektor yang besar di ekosistem kripto, belum dapat diketahui. Tetapi stablecoin golongan ini menjadi alternatif terhadap stablecoin sentralistik. [ed]