Bitcoin melenting cukup signifikan dalam 7 hari terakhir, 7,93 persen. Ketika artikel ini ditulis, Jumat (25/3/2022), harga kripto nomor satu itu nongkrong di US$43 ribu, setelah sempat di US$44 ribu pada pagi hari. Namun, ada titik penting agar BTC bisa melenting lebih tinggi lagi, ketika whale terus mengakumulasinya.
Selama 61 hari terakhir, harga Bitcoin “disusupi” sentimen positif, karena naik lebih dari 30 persen di tengah-tengah potensi tekanan lebih lanjut akibat kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Membuncahnya kripto itu juga diikuti oleh kripto besar lain, seperti ETH, BNB, XRP, SHIB hingga SOLANA, termasuk ADA.
Khusus Bitcoin, kendati tampil cukup apik, ada titik penting yang harus diamati, sebagai pegas baik agar bisa melenting lebih tinggi lagi.
Hal ini disampaikan oleh Alex Kuptsikevich analis pasar senior FxPro, kepada Forbes, Kamis (24/3/2022).
“Keyakinan dalam pembentukan momentum bullish yang kuat akan datang hanya setelah [harga Bitcoin] berada di atas US$45.000. Ini adalah titik kita melihat pembalikan Februari dan awal Maret 2022,” kata Kuptsikevich.
Kuptsikevich mengharapkan reli Bitcoin akan membantu pasar kripto, termasuk ETH, BNB, XRP, Solana dan Cardano yang telah mengungguli Bitcoin selama seminggu terakhir.
“Optimisme moderat namun stabil terhadap Bitcoin adalah tempat berkembang biak terbaik bagi pembeli altcoin,” tulis Kuptsikevich. Jelas terlihat bahwa dinamika sekarang lebih baik daripada [Bitcoin]. Jika tren ini berlanjut selama beberapa hari lagi, efek baik terhadap altcoin akan terjadi,” kata Kuptsikevich.
Pengamat lainMarcus Sotiriouber pendapat, meskipun Bitcoin tetap kuat dalam jangka pendek, kenaikan harga minyak meningkatkan kemungkinan resesi selama sekitar tahun mendatang.
“Meskipun situasi makro tidak pasti, pengembang kripto terus berinovasi dan whale terus mengakumulasi Bitcoin,” sebutnya.
Investor Semakin Bullish Kripto, Rusia Kian Terbuka
Hal ini senada dengan hasil survei bank multinasional Goldman Sachs menunjukkan, bahwa 60 persen klien yang menjadi responden ingin meningkatkan investasi kripto mereka. Sejak tahun Goldman Sachs gencar menyiapkan produk investasi bernilai kripto kepada kliennya.
Sementara itu, Rusia terbuka menerima Bitcoin (BTC) untuk ekspor sumber daya alam. Hal tersebut disampaikan Ketua Komite Energi parlemen, Pavel Zavalny, dalam konferensi pers pada Kamis (24/03/2022).
Zavalny menjelaskan Rusia siap menerima beragam mata uang bagi komoditas ekspor, yang akan diawali dengan gas alam, bergantung kepada metode pembayaran dari pembeli.
Kendati demikian, ketua komite kongres itu berkata persyaratan pembayaran akan bergantung kepada status hubungan internasional negara importir dengan Rusia.
“Bagi negara bersahabat seperti Tiongkok atau Turki yang tidak menekan kami, kami menawarkan mereka untuk beralih ke pembayaran dengan uang nasional, seperti rubel atau yuan,” jelas Zavalny dalam konferensi pers.
Bahkan Bis raksasa manajemen investasi CEO BlackRock, Larry Fink, berkata konflik Rusia-Ukraina dapat mempercepat aset digital/kripto sebagai alat untuk menyelesaikan transaksi internasional. Sebab, konflik tersebut mengakhiri globalisasi yang melaju selama tiga dekade terakhir. [ps]