Inilah 3 Alasan Kenapa Koin XRP Bisa Melesat Lebih Cepat di 2025

Tanggal 17 Juni kini menjadi sorotan penting dalam ekosistem Ripple, khususnya untuk koin XRP. Pada hari itu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dijadwalkan memberikan tanggapan atas pengajuan spot XRP ETF oleh Franklin Templeton.

Jika disetujui, ini akan menjadi langkah besar setelah sebelumnya SEC kerap menunda atau menolak ETF aset kripto. Namun demikian, peluang kali ini tampaknya lebih tinggi dari sebelumnya.

“Franklin Templeton memiliki lebih dari US$1,5 triliun dalam aset kelolaan,” ujar Altcoin Buzz dalam video terbarunya.

Sebagai pemain besar di sektor ETF dan salah satu pionir Bitcoin ETF, keterlibatan mereka menunjukkan bahwa permintaan institusional terhadap XRP bukan isapan jempol.

Terlebih lagi, SEC saat ini dipimpin oleh Paul Atkins, figur yang disebut-sebut lebih terbuka terhadap aset kripto dibanding kepemimpinan sebelumnya. Meskipun opsi penundaan masih sangat mungkin terjadi, banyak pihak memproyeksikan bahwa XRP ETF bisa disetujui sebelum akhir 2025.

Inilah Alasan Koin XRP Bakal Melesat Hebat Tahun 2025

Injeksi Dana dari Perusahaan Global

Di sisi lain, arus modal menuju XRP menunjukkan tren yang cukup mengejutkan. Salah satunya datang dari Webus, perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang solusi mobilitas berbasis AI.

Webus, yang terdaftar di Nasdaq, mengumumkan rencana membentuk cadangan strategis XRP senilai sekitar US$300 juta. Rencana ini akan dijalankan bertahap dan difasilitasi oleh Samara Alpha Management, penasihat investasi terdaftar di SEC.

Tak berhenti di situ, perusahaan data center HyperScale Data juga menyiapkan investasi sebesar US$10 juta dalam XRP. Uniknya, mereka berniat membangun platform peminjaman koin XRP khusus untuk perusahaan publik AS.

Fasilitas ini akan dijalankan melalui anak perusahaan mereka, Alt Capital Group, dan hanya terbuka untuk emiten yang terdaftar di Bursa Efek New York. Langkah ini dipandang sebagai bukti meningkatnya minat institusi terhadap XRP sebagai aset bernilai guna di luar sekadar spekulasi.

Jejak Kemitraan Global dan Langkah Strategis Ripple

Lebih lanjut lagi, adopsi teknologi blockchain Ripple juga tidak bisa diabaikan. Sejumlah kemitraan strategis menjadi pondasi kuat bagi ekosistem XRP Ledger. Salah satu kerja sama tertua adalah dengan Cambridge Global Payments sejak 2018.

Platform ini mampu memangkas waktu transaksi lintas negara menjadi 3-5 detik, serta mengurangi biaya hingga 33 persen.

Kemitraan lain datang dari Trianglo, perusahaan pembayaran lintas batas di Asia, yang sebagian sahamnya dimiliki Ripple sejak 2021. Sejak saat itu, volume transaksi untuk UMKM melonjak hingga 1.729 persen.

Trianglo kini mencakup lebih dari 70 negara. Ada juga kolaborasi jangka panjang dengan MoneyGram untuk mempercepat penyelesaian transaksi valuta asing.

Yang menarik, Ripple juga telah mendapat restu dari otoritas keuangan Uni Emirat Arab (UAE). Melalui lisensi dari VERA, koin XRP menjadi satu-satunya kripto yang diizinkan untuk transfer uang lintas negara di wilayah tersebut.

Bahkan stablecoin Ripple, RLUSD, kini juga diakui secara resmi. Sejumlah bank di UAE telah bersiap mengintegrasikan XRP dan jaringan XRP Ledger ke sistem mereka.

Inovasi Baru: Sidechain EVM

Tak mau tertinggal dari tren industri, Ripple juga memperkenalkan sidechain EVM (Ethereum Virtual Machine) yang terhubung langsung dengan XRP Ledger. EVM sendiri dikenal sebagai rumah bagi berbagai aplikasi DeFi, dan kehadiran sidechain ini diharapkan membuka pintu integrasi DeFi ke dalam ekosistem XRP.

Dengan semua langkah tersebut, Ripple tampak sedang memantapkan jalannya menuju target ambisius: kapitalisasi pasar sebesar US$1 triliun. Walaupun tampaknya belum akan tercapai dalam waktu dekat, strategi global Ripple memang cukup menjanjikan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait