Grayscale, salah satu pemimpin di industri kripto, baru saja merilis laporan terbaru mereka yang mengungkapkan enam token potensial untuk kuartal pertama (Q1) 2025.
Pemilihan token ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap ratusan aset digital, menggarisbawahi tema-tema sentral seperti regulasi, teknologi AI terdesentralisasi dan ekosistem Solana.
Grayscale: Fokus pada Tema Sentral Pasar
Menurut laporan tersebut, ada tiga tema utama yang menjadi perhatian utama Grayscale kali ini. Pertama adalah dampak pemilu AS terhadap regulasi industri, terutama pada sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan staking.
Kedua, kemajuan teknologi kecerdasan buatan terdesentralisasi (AI) yang memanfaatkan blockchain. Ketiga, pertumbuhan ekosistem Solana yang semakin menarik perhatian investor.
Berikut adalah enam token yang dinilai memiliki potensi besar oleh Grayscale:
- Hyperliquid (HYPE): Blockchain layer-1 ini mendukung aplikasi keuangan di blockchain, termasuk bursa terdesentralisasi untuk perdagangan berjangka.
- Ethena (ENA): Protokol yang mengembangkan stablecoin USDe, didukung oleh posisi lindung nilai dalam Bitcoin dan Ether.
- Virtuals Protocol (VIRTUAL): Platform untuk menciptakan agen AI berbasis blockchain yang dirancang untuk bertindak secara otonom. Dalam laporan kami sebelumnya, token ini juga masuk dalam daftar token potensial VanEck.
- Jupiter (JUP): Agregator DEX terkemuka di Solana dengan total nilai terkunci (TVL) tertinggi di jaringannya.
- Jito (JTO): Protokol liquid staking di Solana yang mencatat pendapatan fee lebih dari US$550 juta pada tahun 2024.
- Grass (GRASS): Jaringan data terdesentralisasi yang memberi insentif kepada pengguna untuk berbagi bandwidth internet mereka untuk pelatihan model AI.
Kinerja Kripto di 2024 dan Implikasi untuk 2025
Tahun 2024 mencatatkan lonjakan besar dalam valuasi kripto, terutama pasca hasil pemilu AS yang dianggap menguntungkan. Kapitalisasi pasar industri melonjak dari US$1 triliun menjadi US$3 triliun hanya dalam satu kuartal.
Meskipun demikian, Ethereum sebagai pemimpin kategori platform kontrak pintar mengalami kinerja yang kalah dibandingkan kompetitor seperti Solana.
Dalam laporan ini, Grayscale juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi blockchain dalam menyelesaikan trilema blockchain, yakni skalabilitas, keamanan jaringan dan desentralisasi.
Desain jaringan yang berbeda menghasilkan berbagai pilihan teknis, seperti throughput transaksi tinggi pada Solana dibandingkan dengan pendekatan yang lebih terdesentralisasi dari Ethereum.
“Kami percaya bahwa ekosistem yang lebih efisien dan inklusif akan menjadi kunci keberlanjutan pasar kripto,” ungkap laporan tersebut.
Rotasi dan Penambahan Aset Baru
Dalam daftar terbaru ini, Grayscale juga mengungkapkan rotasi aset dengan menambahkan 63 token baru yang memenuhi kriteria mereka, seperti kapitalisasi pasar minimal US$100 juta dan likuiditas tinggi.
Beberapa aset yang sebelumnya masuk dalam daftar, seperti TON, Near, dan Maker, kini digantikan oleh aset yang dianggap menawarkan imbal hasil yang lebih menarik.
Penambahan terbesar berasal dari sektor kripto konsumen dan budaya, mencerminkan peningkatan nilai token memecoin dan aset terkait game. Salah satu tambahan terbesar adalah Mantle, sebuah protokol layer-2 Ethereum yang kini memenuhi persyaratan minimum likuiditas. [st]