Inilah Enam Alasan Kenapa Kripto Bakal Meroket Gila di 2025

Memasuki tahun 2025, berbagai indikator menunjukkan potensi besar bagi pasar kripto untuk mengalami lonjakan signifikan. Dalam video terbarunya, analis dan influencer kripto Lark Davis memaparkan enam alasan mengapa tahun tersebut bisa menjadi tahun yang menentukan untuk aset digital.

6 Alasan Kripto Akan Meroket di Tahun 2025 

1. ETF Mendorong Permintaan Institusional

Salah satu alasan utama optimisme Davis adalah adopsi Exchange-Traded Fund (ETF) untuk aset kripto. Dalam 12 bulan terakhir, ETF Bitcoin telah menarik arus masuk sebesar US$37 miliar, sementara Ethereum mencatat sekitar US$1 miliar. Menurut Davis, angka ini diperkirakan bisa berlipat ganda pada 2025.

“ETF membuat pembelian kripto menjadi lebih mudah. Anda cukup membuka akun di platform seperti TD Ameritrade dan membeli tanpa perlu menggunakan dompet yang kompleks,” ujar Davis.

Tidak hanya Bitcoin dan Ethereum, beberapa altcoin seperti XRP, Solana dan Litecoin juga diproyeksikan segera memiliki ETF mereka sendiri.

JP Morgan memperkirakan, misalnya, Solana dapat menarik hingga US$6 miliar dari ETF, sementara XRP berpotensi menarik US$8 miliar. Dampaknya terhadap pasar kripto dinilai sangat besar, terutama dalam meningkatkan adopsi dan volume perdagangan.

2. Peran AI dalam Pertumbuhan Teknologi Kripto

Davis juga menyoroti bagaimana kecerdasan buatan (AI) menjadi pendorong pertumbuhan baru di industri teknologi. Menurutnya, kita berada di awal gelembung AI, yang dapat menyerupai ledakan teknologi pada 1990-an.

“AI tidak hanya menciptakan peluang besar di sektor teknologi, tetapi juga memberikan dampak langsung pada kripto melalui proyek-proyek berbasis AI dan infrastruktur pendukungnya,” tambah Davis.

Dengan semakin berkembangnya teknologi ini, proyek-proyek kripto berbasis AI diyakini akan menjadi salah satu tren besar dalam siklus pasar berikutnya.

3. Likuiditas Global Memperkuat Aset Berisiko

Di tingkat makro, kondisi ekonomi global turut menjadi alasan optimisme. Meskipun banyak yang memprediksi resesi, Davis menunjukkan bahwa ekonomi AS terus tumbuh positif, sementara Tiongkok menambahkan likuiditas besar ke pasar untuk mendorong pemulihan ekonominya.

“Tiongkok baru saja mencetak sekitar US$130 miliar dalam likuiditas tambahan,” jelas Davis.

Kondisi ini dianggap menguntungkan bagi aset berisiko, termasuk kripto, yang akan mendapatkan dukungan dari aliran modal baru.

4. FOMO di Tingkat Negara

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) tidak hanya dialami oleh individu, tetapi juga oleh negara. Beberapa negara, seperti Brasil dan Republik Ceko, telah menunjukkan minat untuk menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan strategis mereka.

Bahkan, ada spekulasi bahwa Amerika Serikat mungkin menambahkan aset seperti Solana dan XRP ke neraca nasional.

“Jika ini benar-benar terjadi, dampaknya akan sangat besar dan bisa mengubah lanskap industri kripto secara mendalam,” ujar Davis.

5. Administrasi Pro-Kripto di AS

Menurut Davis, pemerintahan baru di AS menjadi salah satu faktor paling bullish untuk kripto. Presiden dan jajaran pejabat tingginya memiliki sikap yang sangat mendukung aset digital.

“Regulasi yang ramah kripto akan membuat industri ini berkembang lebih jauh, sekaligus mengembalikan posisi AS sebagai pemimpin global dalam teknologi,” ujar Davis.

6. Siklus Empat Tahun Bitcoin

Terakhir, Davis menekankan pola siklus empat tahun Bitcoin, yang telah terbukti selama beberapa dekade. Berdasarkan pola ini, tahun setelah halving Bitcoin biasanya ditandai dengan lonjakan harga yang signifikan.

“2025 bisa menjadi tahun di mana pasar kripto mencapai puncaknya, dengan Bitcoin berpotensi mencapai level tertinggi baru,” ungkap Davis.

Dengan kombinasi faktor makroekonomi, teknologi dan adopsi institusional yang terus berkembang, tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun emas bagi pasar kripto.

“Semua tanda mengarah pada bull run yang besar. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan diri.” ungkap Davis. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait