Dalam 24 jam terakhir Bitcoin naik hingga 4 persen. Lumayanlah. Namun, pasar kripto sejatinya masih relatif bearish. Jadi, kita memerlukan sejumlah pertimbangan penting agar kita bisa tahu pasar bisa berbalik arah. Setiap trader aset kripto disarankan melakukan ini dengan setiap sudut yang memungkinkan.
Dalam trading, penggerak utama harga aset adalah tafsiran apakah harga akan bergerak naik (bull) atau turun (bear). Itu bagi trader. Sedangkan bagi investor (hodler) yang berjarak lebih panjang, punya keyakinan bahwa pasar akan bergerak naik di kemudian hari. Di aset kripto, khususnya Bitcoin, “faham” sebagai hodler terlihat kian mendominasi pasar.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan perdagangan aset kripto dengan jenis aset lainnya, seperti saham dan valuta? Perbedaan utamanya adalah kecepatan pasar. Jikalau pasar saham di bursa efek misalnya, perdagangan terikat oleh waktu buka (opening) dan tutup (closing) dan waktu rehat di antara periode itu. Sedangkan perdagangan aset kripto tak kenal batas waktu. Perdagangan aktif terus selama 24 jam penuh, 7 hari sepekan, 365 hari setahun. Crypto never sleeps!
Namun, pembeda unik itulah yang menjadi daya tarik terbesar perdagangan aset kripto saat ini. Tetapi, di saat yang sama resiko perdagangan juga tak dapat dihindari, khususnya dalam menghindari praktik dumping oleh pemain besar alias whale.
Resiko itu bertambah parah, ketika perdagangan dilakukan di bursa kripto bereputasi butuk. Tak sedikit bursa kripto abal-abal yang justru tutup, mengaku rugi dan tidak memberikan kompensasi kepada para penggunanya.
Walaupun saat ini pasar mulai dewasa, disertai sejumlah peraturan dan standar baru yang diterapkan. Tetapi tetap kita membutuhkan sejumlah persiapan, perencanaan dan amunisi ampuh untuk menekan resiko tersebut.
Mari kita lihat sejenak tentang standar-standar tinggi dalam perdagangan di bursa kripto. Walaupun belum diterapkan menyeluruh di sejumlah bursa kripto ternama. Setidaknya standar berikut ini bisa menjadi acuan kita bersama.
Pertama, untuk urusan penyetoran (deposit) ataupun pembelian aset kripto harus sesederhana mungkin. Sederhana bermakna harus cepat dan mudah, misalnya kita bisa menggunakan kartu kredit berlogo Visa atau MasterCard untuk langsung membeli Bitcoin. Cara ini tentu saja selayaknya berbelanja barang atau jasa di toko online.
Kedua, kecepatan mengeksekusi setiap order dalam jumlah banyak per detik juga sangat-sangat penting. Jangan hanya masalah komputer cloud yang digunakan oleh bursa kripto tak sanggup menampung order yang banyak, banyak pengguna yang kelabakan. Ini ibarat di masuk ke gang yang sempit dengan jumlah manusia dan kendaraan yang berjubel.
Ketiga, sistem keamanan perdagangan tetaplah nomor satu, sebagai syarat tingkat kepercayaan pengguna terhadap bursa aset kripto. Sebab, sudah banyak bursa aset kripto yang diretas, termasuk bursa terbesar sekalipun.
Keempat, kenyamanan yang user friendly dan layanan 24 jam selama 7 hari, termasuk fitur bahasa yang baik.
Salah satu bursa kripto yang sedang berkembang, yakni Coinsbit.io memenuhi standar-standar bursa kripto yang layak tersebut.
“Selain standar-standar itu, dalam satu paket, ada sejumlah hal lain yang menentukan mutu sebuah bursa aset kripto, yakni peranti lunak yang berperforma baik, memiliki exchange native token yang tangguh, memiliki fitur Initial Exchange Offering (IEO) launchpad, serta derajat keamanan yang sangat tinggi,” jelas tim Coinsbit.io sembari menyebutkan bahwa bursa kripto mereka mengalami kenaikan pengguna baru lebih dari 21 persen dalam dua bulan, di mana fitur IEO
Tim Coinsbit.io pun tak menampik fenomena IEO yang semakin meriah. Tetapi, hanya proyek IEO yang unik dan berpotensi yang bisa masuk di (IEO) launchpad Coinsbit.io. Pun secara statistik dalam skala global, jelas tim Coinsbit.io sejumlah proyek dalam IEO sukses 100 persen adalah proyek yang memang unik itu.
“Dan hingga 10 Oktober 2019, Coinsbit.iomemberikan imbalan berupa exchange native token sebanyak 5.000 unit dengan nilai US$500 bagi setiap pengguna baru yang mendaftar ke Coinsbit.io,” jelas Tim Coinsbit.io. [Red]