Intel: Metaverse Perlu Pembaruan Besar-besaran

Raja Koduri, Wakil Presiden Senior dan Manajer Umum Sistem Komputasi Terakselerasi dan Grafis Intel, berkata infrastruktur IT yang mentenagai internet harus mengalami pembaruan besar-besaran untuk membuat metaverse menjadi nyata.

Berbicara di Konferensi RealTime pada Senin (13/12/2021), Koduri menguraikan visi aplikasi terdistribusi yang dapat memanfaatkan daya komputasi tersedia di manapun.

“Kita membutuhkan kapabilitas komputasi dengan skala lebih besar dan tersedia dengan latensi rendah di beragam faktor bentuk gawai,” jelas Koduri.

Ia menambahkan, demi mewujudkan kapabilitas tersebut dengan skala besar, seluruh infrastruktur internet harus diperbarui.

Bagi Intel, metaverse adalah platform komputasi terbesar berikut setelah internet dan gawai seluler. Kendati demikian, Koduri mengingatkan pusat data saat ini belum siap mendukung rangkaian pengalaman yang dijanjikan oleh visi seperti Meta oleh Mark Zuckerberg.

Koduri memberikan contoh daya yang dibutuhkan untuk menempatkan dua individu dalam situasi sosial di lingkungan yang sepenuhnya virtual. Avatar dengan pakaian, rambut, warna kulit yang rinci serta dijalankan secara real time berdasarkan penangkapan data dunia nyata terhitung berat.

Pasalnya, hal itu membutuhkan transfer data dengan bandwidth tinggi dan latensi sangat rendah serta model lingkungan yang konsisten yang terdiri dari komponen nyata serta simulasi.

Menurut Koduri, menghadirkan pengalaman tersebut bagi ratusan juta pengguna di saat yang sama adalah hal yang belum sanggup dilakukan infrastruktur komputasi dan jaringan saat ini.

Saat ini, Intel mengerjakan komponen-komponen metaverse yang dapat dirangkum menjadi tiga lapisan. Lapisan kecerdasan meta berfokus kepada model pemrograman terpadi serta perangkat pengembangan peranti lunak yang membantu pembuatan aplikasi rumit.

Lapisan operasi meta adalah infrastruktur yang mengirimkan komputasi kepada pengguna lebih dari yang dapat mereka akses secara lokal. Lapisan komputasi meta adalah daya komputasi untuk mentenagai dunia metaverse.

Pada konferensi tersebut, Intel memberikan demonstrasi teknologi pada lapisan operasi meta dengan game populer Hitman 3. Game tersebut membutuhkan komputasi tinggi dan dijalankan menggunakan laptop berkartu grafis Iris Xe.

Game tersebut mengalami gerakan lambat kendati daya komputasi sudah hampir mencapai 100 persen. Performa game itu berbeda ketika teknologi Intel memanfaatkan daya komputasi yang terhubung dengan komputer lain tanpa meninggalkan sistem operasi laptop.

“Hal ini merupakan pemisah antara pengguna dengan infrastruktur. Tidak ada perubahan rumit, penciptaan akun, layanan streaming atau setelan game yang perlu diubah,” pungkas Intel. [datacenterknowledge.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait