Investasi Kecerdasan Buatan (AI) Sudah Layak dan Sepantasnya?

Semua naik kapal untuk investasi kecerdasan buatan yang lebih lanjut. Firma konsultasi KPMG menerbitkan laporan baru yang menyoroti betapa chief executive officer (CEO) lebih bersemangat daripada sebelumnya tentang AI, sambil mengakui beberapa keprihatinan utama.

Investasi Kecerdasan Buatan oleh Para CEO

Sebanyak 72 persen CEO yang disurvei mengatakan bahwa investasi dalam generative kecerdasan buatan adalah prioritas utama bagi perusahaan mereka. Namun, angka tersebut menyoroti tren yang mengkhawatirkan bagi pekerja manusia, dikutip dari Decrypt.

Sebagian besar (57 persen) responden mengatakan mereka mengalokasikan lebih banyak modal untuk membeli teknologi baru, dibandingkan dengan 43 persen yang berfokus pada peningkatan keterampilan karyawan mereka.

Mengindikasikan tahap saat ini AI, CEO membutuhkan jangka waktu yang lebih lama saat mengevaluasi tingkat pengembalian investasi ini.

KPMG melaporkan bahwa 23 persen CEO mengharapkan ROI positif dalam 1-3 tahun, meskipun angka tersebut melonjak menjadi 62 persen ketika dimodelkan hingga 3-5 tahun.

BACA JUGA  Ramalan Bitcoin Menurut AI

Para eksekutif tidak mengabaikan kekhawatiran dalam lanskap AI, namun, dan menyoroti tiga ketakutan utama.

Tantangan etis adalah hambatan yang paling banyak disebutkan dalam berhasil mengimplementasikan generative AI, bersama dengan biaya dan keterampilan teknis, seperti yang ditulis oleh KPMG.

Di tempat kedua, keamanan siber yang terkait dengan AI dianggap sebagai “pedang bermata dua,” dengan 85 persen CEO mengklaim bahwa investasi kecerdasan buatan akan menghasilkan tools yang dapat membantu mendeteksi serangan siber sambil secara bersamaan memberikan permukaan risiko baru bagi lawan.

Menurut KPMG, angka-angka ini “memunculkan keraguan abadi bahwa setiap organisasi dapat mengembangkan pertahanan yang langgeng terhadap serangan siber.”

Dan yang terakhir, tetapi pasti bukan yang terakhir, kurangnya regulasi seputar generative AI mengklaim tempat di pikiran CEO yang disurvei, dengan 81 persen eksekutif yang merespons bahwa kesenjangan dalam peraturan dan regulasi yang jelas dapat menghambat kesuksesan perusahaan mereka.

BACA JUGA  Bisnis AI Kini Mirip Dot Com Bubble

Secara bersamaan, 77 persen CEO mengatakan tingkat regulasi seputar generative AI seharusnya mencerminkan komitmen terhadap iklim.

Laporan hari ini hanya memperkuat sinyal bahwa investasi kecerdasan buatan mungkin lebih dari sekadar tren, dengan tempat kerja dan angkatan kerja yang akan terganggu. [az]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait