Republik Islam Iran telah meluncurkan kripto nasional yang didukung emas, bernama PayMon, yang dalam bahasa Persia berarti “akad”. Kripto tersebut diterbitkan atas kerjasama perusahaan Ghoghnoos, sebuah perusahaan fintech lokal, dengan empat bank lokal. Peluncurkan kripto itu disebut sebagai sebuah langkah melawan sanksi internasional yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Iran.
Menurut situs Financial Tribune, Iran meluncurkan kripto yang didukung emas tersebut bekerjasama dengan Bank Parsian, Bank Pasargad, Bank Melli Iran dan Bank Mellat. Sebuah bursa kripto over-the-counter (OTC) bernama Iran Fara Bourse diperkirakan juga akan mengadopsi kripto itu.
Direktur Ghoghnoos, Valiollah Fatemi mengungkapkan, PayMon akan digunakan untuk mentokenisasi aset dan properti lembaga keuangan tersebut. Menurut Ghoghnoos, pada awalnya akan diterbitkan token PayMon sebanyak satu miliar.
Langkah ini menyusul beberapa bulan, setelah sanksi internasional mulai melumpuhkan ekonomi Iran dan memaksa jaringan pembayaran internasional seperti SWIFT untuk berhenti melayani lembaga keuangan di Iran. Sanksi tersebut mengakibatkan ekonomi Iran mengalami hiperinflasi. Selain itu, warga Iran tidak bisa bertransaksi bisnis dengan negara lain.
Demi melawan sanksi tersebut, sebelumnya, pemerintah Iran dikabarkan merencanakan sebuah kripto nasional yang didukung rial. Kripto nasional ini dikabarkan akan digunakan oleh bank komersial dalam tahap pertama. Kendati tidak banyak informasi yang diketahui tentang kripto tersebut, beberapa pihak percaya kripto itu dikembangkan oleh Informatics Services Corporation (ISC) untuk Bank Sentral Iran.
Pada tahap kedua, kripto nasional Iran, yang diatur hanya boleh diterbitkan oleh Bank Sentral Iran, akan digunakan oleh warga negara Iran. Kini diketahui kripto tersebut bernama PayMon, dan diluncurkan tidak lama setelah bank sentral Iran menerbitkan rancangan aturan terhadap kripto.
Rancangan aturan tersebut melarang bank lokal melakukan transaksi terkait kripto, tetapi di sisi lain meringankan aturan Iran mengenai kepemilikan kripto. Kendati kripto seperti Bitcoin tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran di Iran, serta ada batas terhadap jumlah kripto yang boleh disimpan individu, ICO dan wallet kripto kini diizinkan di negara tersebut.
Penambangan kripto juga dikabarkan mendapat lampu hijau. Tahun lalu, Alireza Daliri, Wakil Manajemen Pengembangan dan Sumber Daya Iran, mengumumkan, Pemerintah Iran mendukung pengembangan dan penggunaan platform blockchain untuk publik dan privat.
Iran bukanlah negara pertama yang meluncurkan kripto nasional. Tujuan dari peluncuran kripto nasional Iran tidak berbeda dengan Venezuela, yaitu untuk melawan sanksi dan memulihkan ekonomi nasional.
Petro Venezuela yang diluncurkan tahun lalu oleh Nicolas Maduro untuk melawan sanksi ekonomi dan menyelamatkan situasi ekonomi Venezuela yang lumpuh tidak berhasil mencapai tujuannya. Kripto ini menerima sanksi beserta aturan-aturan dari AS untuk mematikan fungsinya.
Baru-baru ini, lembaga perbendaharaan AS FinCEN melarang Iran menggunakan kripto untuk menghindari sanksi ekonomi AS. Keberhasilan Iran dalam menggunakan PayMon untuk menghindari sanksi belum dapat diketahui, karena belum terbukti. Sementara itu, AS akan terus memberikan sanksi terhadap Iran. Namun, yang pasti “gerakan kripto” dalam konteks politik dalam negeri Iran adalah nyata. [cryptoglobe.com/ed]