Seorang penambang Bitcoin berhasil mencetak jackpot dengan menambang satu blok tanpa dukungan dari pool. Ia dilaporkan menggunakan FutureBit Apollo machine—sebuah peristiwa langka yang mengejutkan komunitas kripto.
Dilansir dari data terbaru di platform mempool.space, kejadian ini terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, ketika Bitcoin miner tersebut berhasil memproses blok 888.737, yang berisi sekitar 2.327 transaksi.

Sebagai imbalannya, penambang Bitcoin tersebut menerima hadiah sebesar 3,125 BTC, ditambah 0,032 BTC dari biaya transaksi. Jika dikonversi ke dolar AS berdasarkan harga BTC saat ini, total reward yang didapat setara US$266.000 atau sekitar Rp4,3 miliar.
Keberhasilan seorang miner dalam menambang blok Bitcoin secara mandiri kini semakin jarang terjadi, terutama karena tingkat kesulitan jaringan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penambang dan daya komputasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan data terbaru dari blockchain.info, Bitcoin Network Difficulty kini mencapai 112 terahash, angka yang mencerminkan betapa kecilnya peluang bagi seorang penambang Bitcoin untuk menemukan blok baru tanpa dukungan hardware dalam jumlah besar.Â

Biasanya, aktivitas Bitcoin mining lebih didominasi oleh operasi skala besar yang mengandalkan ratusan, bahkan ribuan, mesin ASIC yang beroperasi secara simultan dengan konsumsi daya listrik yang sangat tinggi.
Meskipun peluangnya kecil, peristiwa seperti ini bukan yang pertama. Dilansir dari laporan sebelumnya, pada 10 Februari 2025, seorang penambang Bitcoin lainnya juga berhasil menemukan blok 883.181, yang saat itu berisi sekitar 3.071 transaksi dengan nilai setara US$310.000 atau sekitar Rp5,04 miliar.
Fenomena ini membuktikan bahwa meskipun sulit, peluang tetap ada bagi penambang yang berani mencoba peruntungan. Keberuntungan yang dialami Bitcoin miner inipun memicu diskusi di komunitas kripto mengenai kemungkinan individu bersaing di tengah dominasi mining pool besar.
Beberapa berpendapat bahwa peristiwa ini membuktikan bahwa BTC mining tetap terbuka bagi siapa saja, terlepas dari dominasi perusahaan besar, meskipun tantangan teknis dan persaingan semakin tinggi.
Di sisi lain, sebagian besar Bitcoin miner tetap memilih bergabung dalam pool publik untuk meningkatkan peluang mendapatkan imbalan secara lebih konsisten, mengingat tingkat kesulitan jaringan Bitcoin yang terus meningkat. [dp]