IKLAN

Jaga Crypto-mu, Waspada Malware Asal Rusia

Para pelaku di lanskap crypto wajib waspada dengan kabar terbaru perihal malware asal Rusia, yang bisa menjadi ancaman serius terhadap keamanan aset digital

Benzinga mengutip laporan yang dirilis dari FBI dan Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris, bahwa malware asal Rusia tersebut dikenal sebagai Infamous Chisel, dan telah diidentifikasi sebagai ancaman signifikan bagi pengguna dan platform crypto.

Menurut keterangan dua lembaga tersebut, Infamous Chisel bukanlah malware biasa.

“Salah satu fitur unggulan dari Infamous Chisel adalah kemampuannya untuk berkomunikasi dengan server perintahnya menggunakan saluran terenkripsi. Ini tidak hanya memastikan aktivitasnya tetap tersembunyi, tetapi juga membuatnya sulit bagi tim keamanan cyber untuk mendeteksi dan menonaktifkan ancaman secara real-time,” tulis media crypto dalam pemberitaan baru-baru ini.

Infamous Chisel menggunakan saluran terenkripsi untuk berkomunikasi dengan server perintahnya, memastikan bahwa aktivitas jahatnya tetap tersembunyi dari mata yang ingin mengintip.

BACA JUGA  Crypto Bull Run Mungkin Sudah Dimulai, 3 Crypto Ini Layak Dilirik?

Fitur ini menambahkan lapisan kompleksitas ekstra, membuatnya sangat sulit bagi tim keamanan siber untuk mendeteksi dan menonaktifkan malware ini secara real-time.

Pesan-pesan yang menipu ini menarik korban tanpa curiga untuk memberikan akses tidak sah ke sistem berbasis Windows mereka.

Setelah masuk, malware ini memulai misi untuk merampok dompet cryptocurrency, rincian transaksi, dan data terkait crypto lainnya yang penting.

Apa yang membedakan Infamous Chisel adalah arsitektur modularnya, bukti akan kemampuannya untuk beradaptasi dan berbagai platform cryptocurrency yang dapat ditargetkan.

Malware asal Rusia ini memiliki kemampuan untuk berubah bentuk dan menargetkan berbagai platform crypto, menjadikannya ancaman yang dapat berubah-ubah dan dapat menyerang dalam berbagai bentuk.

Selain itu, malware ini dilengkapi dengan mekanisme autodestruksi yang diaktifkan setelah penyelesaian misi atau jika mendeteksi ancaman terhadap operasinya.

BACA JUGA  Cara Menggunakan AI untuk Pantau Gerakan ETH

Kemampuan autodestruksi ini meninggalkan jejak minimal, membuat analisis pasca-insiden dan atribusi menjadi tugas yang menakutkan.

Laporan bersama oleh FBI, GCHQ, National Security Agency (NSA), Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), dan National Cyber Security Centre (NCSC) menekankan perlunya pengguna dan platform crypto untuk memperkuat langkah-langkah keamanan mereka.

Pembaruan reguler, kampanye kesadaran tentang spear-phishing, dan sistem deteksi ancaman canggih sangat penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh malware canggih seperti ini. [ab]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait