Sejumlah aset kripto yang terkait protokol keuangan desentralistik (DeFi/Decentralized Finance) melejit nilainya selama tiga bulan terakhir, jauh mengalahkan kinerja pasar aset kripto secara umum. Mampukah mereka bertahan?
Lebih dari US$2 miliar Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) locked-up di sejumlah DeFi. Sekitar US$1 miliar masuk dalam tiga minggu pada Juni 2020. Saat ini, DeFi memberikan imbal hasil sekitar US$25 juta per bulan kepada penggunanya.
Akibatnya, aset kripto terkait DeFi itu tumbuh lebih dari 800 persen dalam tiga bulan terakhir.
Data dari Messari menunjukkan ada 10 aset kripto DeFi yang meningkat antara 41 persen dan 804 persen sejak 8 April 2020. Sebagai perbandingan, Bitcoin dan pasar aset kripto tumbuh hanya 27 persen dalam kurun waktu yang sama.
Token DeFi paling mantap adalah Aave (LEND), protokol peminjaman uang yang melesat 804 persen dalam tiga bulan. Menurut data DeFi Pulse, Aave merupakan protokol DeFi terbesar keempat dengan dana disetor sebesar US$150 juta. Jumlah ini adalah jumlah dana yang dipinjam dan dipinjamkan pada protokol tersebut.
Tiga bulan sejak 8 April 2020, nilai aset kripto LEND melambung dari US$0,022 menjadi US$0,199. Perubahan itu merupakan kelanjutan dari harga LEND yang meroket 1.227 persen jika diukur sejak Januari 2020.
Kemudian ada Bancor (BNT), aset kripto DeFi teratas setelah LEND. Bancor adalah protokol berbasis Ethereum yang menjembatani pertukaran token non-kustodian. Token BNT meningkat dari US$0,191 ke US$1,65 atau tumbuh 761 persen.
Bancor membayar bunga (interest) bagi pengguna yang menyetor dana. Protokol ini memiliki DEX (bursa desentralistik) tersendiri, tetapi Bancor juga digunakan bursa lain, termasuk DEX paling banyak digunakan saat ini, yakni 1inch.exchange.
Di urutan ketiga ada Ren (REN) yang mengalami lonjakan 286 persen dalam kuartal sebelumnya. Ren adalah protokol terbuka untuk transfer aset kripto antar blockchain.
Mengingat REN menyasar interoperabilitas pada DeFi, hal ini menunjukkan investor membidik bukan hanya token DeFi tetapi juga aset kripto lain yang terkait fungsi teknis protokol-protokol itu.
Synthetix (SNX), Kyber Network (KNC) dan Loopring (LRC) mencetak pertumbuhan antara 220 hingga 280 persen. Synthetix adalah protokol untuk mentokenisasi aset nyata. Kyber Network adalah DEX ketiga paling banyak dipakai, dan Loopring adalah DEX yang berhasil menerapkan ZK-rollup, sebuah teknologi skalabilitas Ethereum.
Selain itu, ada 0x (ZRX) dan Augur (REP) yang masing-masing melejit 169 persen dan 102 persen. Sedangkan MakerDAO (MKR) dan ETH sendiri naik sebesar 43 persen dan 45 persen.
Kendati demikian, DeFi yang naik pamor dan memberikan imbalan besar juga disertai posisi leverage, yang berarti sektor menggiurkan ini memiliki resiko yang juga membesar. [decrypt.co/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.