Jehan Chu, Pendiri perusahaan investasi Kinetic Capital memprakirakan Bitcoin mampu berada di harga US$30 ribu pada akhir tahun ini.
“Secara umum, mata uang kripto tetap eksis. Ada sejumlah faktor pendorong Bitcoin bisa menuju US$30 ribu pada akhir tahun 2019. Pertama, banyak sejumlah perusahaan besar yang memanfaatkan mata uang kripto itu, seperti Facebook, JPMorgan, Samsung. Lalu ada Fidelity dan Ameritrade yang membuka layanan penyimpanan dan perdagangan Bitcoin bagi kalangan investor. Ada pula Rakuten yang belum lama ini membuka bursa aset kripto. Mereka berperan untuk membuka kesadaran publik dan adopsi yang lebih besar,” kata Chu kepada Bloomberg belum ini.
Sedangkan faktor kedua, kata Chu adalah kekecewaan publik terhadap IPO (Initial Public Offering) Uber dan Lyft. Masyarakat sebenarnya menanti nilai yang lebih daripada itu, yakni saham bisa diakses oleh siapa saja secara global.
Chu tak menampik persepsi bahwa Bitcoin adalah safe haven selain emas. Ia mengutip satu fakta Bitcoin kian menarik perhatian orang.
“Kenaikan harga Bitcoin pun menjadi tolak ukur kenaikan altcoin seperti Ether (ETH) dan investor mendapatkan keuntungan dari itu. ETH, dalam sudut pandang utilitas masih memimpin di pasar. Banyak orang memprakirakan ETH tidak akan bertahan, tetapi justru sebaliknya, ETH masih didukung banyak pengembang dan perusahaan-perusahan besar. Jadi, saya pikir ETH berpeluang bullish,” jelas Chu.
Pada tahun tahun lalu, Jehan Chu juga pernah memprediksi harga Bitcoin akan menyentuh lebih dari 20 ribu pada tahun 2018. Kenyataannya prediksi itu meleset jauh. Bitcoin justru ambruk hingga US$3 ribu di tahun itu. [Bloomberg/vins]