Jeremy Siegel: Inflasi AS Mulai Mereda, The Fed Harus Turunkan Suku Bunga

Jeremy Siegel, Profesor ekonomi di Universitas Pennsylvania mengatakan, inflasi AS tampaknya mulai mendingin, sehingga The Fed seharusnya menurunkan segera suku bunga. Rapat FOMC The Fed berikutnya akan digelar pada September 2022.

The Fed kini relatif lebih dekat untuk mengakhiri serangkaian kenaikan suku bunga, kata Siegel kepada CNBC, Senin (1/7/2022).

The Fed Harus Segera Turunkan Suku Bunga

“Investor ingin The Fed melihat data bahwa inflasi ke depan akan lebih rendah daripada sebelumnya, karena permintaan di pasar perumahan sudah mulai mereda. Selain itu tingkat pengangguran juga bisa ditekan, kendati pertumbuhan ekonomi AS berkontraksi selama 2 kuartal berturut-turut,” tegasnya.

Siklus kenaikan suku bunga agresif Bank Sentral AS harus segera berakhir, karena sudah ada tanda-tanda pendinginan yang signifikan dalam lingkungan inflasi terpanas dalam 40 tahun.

BACA JUGA  Bank Sentral Inggris Kerek Suku Bunga Terbesar dalam 27 Tahun, Harga Bitcoin Turun 2 Persen

“Saya pikir The Fed seharusnya mendekati akhir dari siklus pengetatannya. Saya pikir kita sudah dalam mode di atas netral. Saya tahu banyak orang berpikir sebaliknya. Saya pikir tingkat netral berada di antara satu dan satu dan setengah persen, sekarang sekitar dua persen,” sebutnya.

Bank Sentra AS pekan lalu menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Itulah kenaikan suku bunga keempat sepanjang tahun 2022, yang telah membawa suku bunga acuannya akumulatif ke kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen. Inflasi sendiri naik menjadi 9,1 persen per Juni 2022, terbesar sejak November 1981.

Pasar Kripto Sumringah Setelah The Fed Kerek Suku Bunga 75 Basis Poin, Ini Proyeksi Berikutnya

Jumat pekan ini Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan mengumumkan data terbaru terkait gaji karyawan. Prakiraan konsensus penambahan tingkat kerja sebanyak 250 ribu dan tingkat pengangguran tidak berubah, yakni 3,6 persen.

BACA JUGA  Trump Tekan The Fed, Altcoin Siap Ambil Alih Dominasi Bitcoin?

PDB AS berkontraksi sebesar 0,9 persen pada kuartal kedua 2022. Itu menandakan AS masuk resesi teknikal, karena ekonomi menyusut 1,6 persen pada kuartal pertama.

Rapat FOMC  berikutnya akan digelar pada September 2022 untuk mengumumkan tingkat suku bunga berikutnya. Sebelumnya, Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell mengatakan pihaknya mungkin akan menurunkan suku bunga pada tahun depan.

Proyeksi inflasi AS.

Berdasarkan proyeksi Trading Economics, tingkat inflasi AS menjadi 8,50 persen pada akhir kuartal ke-3 tahun 2022 ini. Dalam jangka panjang, menjadi 1,90 persen pada tahun 2023. Target AS adalah 2 persen. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait