Ketua The Fed AS, Jerome Powell, baru-baru ini menegaskan bahwa bank sentral AS secara hukum dilarang untuk memegang Bitcoin (BTC) dan tidak memiliki rencana untuk mengubah undang-undang tersebut.
Berdasarkan laporan Reuters, pernyataan ini disampaikan Powell dalam sebuah konferensi pers, di tengah diskusi publik tentang peran kripto dalam strategi keuangan nasional.
“Kami tidak memiliki kewenangan hukum untuk memegang Bitcoin atau kripto lainnya, dan kami juga tidak berencana untuk mencari perubahan undang-undang untuk memungkinkan itu,” ujar Powell.
Dia menambahkan bahwa setiap perubahan hukum mengenai kemampuan The Fed untuk memegang Bitcoin berada di tangan Kongres AS.
Pernyataan ini muncul setelah adanya pembahasan terkait proposal Presiden terpilih Donald Trump untuk membentuk Cadangan Strategis Bitcoin di AS.
Usulan tersebut menimbulkan spekulasi tentang apakah The Fed akan mempertimbangkan untuk memasukkan Bitcoin ke dalam sistem keuangan tradisional. Namun, Powell secara tegas membantah kemungkinan tersebut.
Dampak pada Pasar Bitcoin
Setelah pernyataan Powell, harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan, turun di bawah level US$100.000, sampai detik ini, untuk kali pertama dalam beberapa minggu terakhir.
Penurunan ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap pandangan kebijakan moneter dan kripto dari tokoh-tokoh kunci seperti Powell.
Selain menyinggung Bitcoin, Powell juga menyatakan bahwa bank sentral AS akan mengambil pendekatan hati-hati dalam mengurangi suku bunga pada tahun mendatang.
“Kami memperkirakan pengurangan suku bunga akan dilakukan secara bertahap, mempertimbangkan kondisi pasar dan inflasi,” ujarnya.
Kebijakan ini diprediksi akan memengaruhi tidak hanya pasar tradisional, tetapi juga ekosistem kripto.
Senator Lummis Dorong Regulasi Baru untuk The Fed dan Bitcoin
Belum lama ini, dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance, Senator Cynthia Lummis telah mengonfirmasi bahwa memang The Fed saat ini benar tak memiliki wewenang secara legal untuk membeli dan menyimpan Bitcoin.
NEW: 🇺🇸 US Senator Cynthia Lummis said she wants to give the Federal Reserve the authority to own #Bitcoin pic.twitter.com/gNZDZOy4Zp
— Bitcoin Magazine (@BitcoinMagazine) December 19, 2024
Namun dia memastikan akan mengusahakan memberikan kewenangan itu kepada The Fed melalui peraturan khusus.
Lummis adalah senator Republikan yang mengajukan RUU Bitcoin pada 31 Juli 2024 yang jika disetujui oleh Kongres, AS dapat menyimpan Bitcoin sebanyak 1 juta BTC sebagai aset cadangan strategis nasional.
Respons Terhadap Kebijakan
Pandangan Powell telah memicu berbagai reaksi di kalangan pengamat dan pelaku pasar. Beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan hati-hati The Fed terhadap Bitcoin mencerminkan kehati-hatian terhadap risiko yang ditimbulkan oleh aset digital.
Di sisi lain, ada juga yang mengkritik pendekatan ini sebagai langkah yang terlalu konservatif, mengingat semakin meningkatnya adopsi Bitcoin di kalangan institusi keuangan global.
Pernyataan Powell ini juga menyoroti tantangan regulasi yang dihadapi pemerintah dalam mengintegrasikan kripto ke dalam sistem keuangan.
Sejauh ini, undang-undang yang mengatur penggunaan aset digital di AS masih tergolong ketat, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mulai lebih terbuka terhadap teknologi blockchain dan kripto.
Sementara itu, pada saat penulisan, BTC diperdagangkan di kisaran US$97.506,97, terkoreksi 3,95 persen dalam 24 jam terakhir dan menyeret semua altcoin utama ke dalam kejatuhan nilai.
Faktanya, koreksi BTC secara historis sejak 2013 kerap terjadi di Desember, di mana return rata-rata bulanan lebih rendah dibandingkan November, namun bukan berarti dorongan bullish jangka panjangnya telah usai. [st]