Kandidat Presiden Amerika Serikat dan Gubernur Florida, Ron DeSantis, telah menuduh Pemerintahan Biden telah menabuh genderang perang terhadap bitcoin dan cryptocurrency.
DeSantis berjanji dirinya akan mengakhiri hal itu jika terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat kelak.
“Perang Biden terhadap bitcoin dan mata uang kripto akan berakhir saat saya menjadi presiden,” kata DeSantis dalam acara kampanye Senin di New Hampshire, sebagaimana dikutip oleh Coindesk baru-baru ini.
“Kami akan memungkinkan warga Amerika untuk berinvestasi dalam hal-hal seperti bitcoin dan mata uang kripto. Tidak ada yang memaksa Anda melakukannya, jika Anda ingin melakukannya, Anda dapat melakukannya.”
Pernyataan DeSantis ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap tindakan baru-baru ini yang diambil oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terhadap beberapa bursa kripto.
Hanya saja, patut diketahui bahwa meskipun para komisaris SEC diangkat oleh Presiden, badan tersebut independen dari pemerintah.
Menurut Coindesk, catatan Biden sendiri tentang kripto cukup ambigu dan meninggalkan banyak interpretasi.
“Dia hampir tidak melakukan tindakan langsung dalam industri tersebut selain membimbing badan-badan regulasinya untuk mempelajarinya dan mencari cara untuk mengawasi sektor ini,” terang media kripto.
DeSantis telah menuduh Biden sebelumnya berupaya mendorong mata uang digital dari bank sentral, tetapi pemerintahannya belum mengambil posisi tentang penerbitan mata uang digital bank sentral.
Sebelumnya diberitakan, DeSantis menentang mata uang digital bank sentral. Dia telah menandatangani undang-undang baru yang melarang mata uang digital bank sentral (CBDC) di negara bagian tersebut.
Sang kandidat presiden AS telah menggunakan pandangan pro-kripto untuk membedakan dirinya dari mantan Presiden Donald Trump, saingan utamanya dalam pencalonan dari Partai Republik.
Namun, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa DeSantis jauh tertinggal di belakang Trump di antara para pemilih Partai Republik yang kemungkinan akan memilih.
Coindesk melansir data jajak pendapat terbaru dari New York Times/ Siena College menunjukkan bahwa pihak DeSantis tertinggal dari Trump dengan perbandingan 54 persen hingga 17 persen di antara para pemilih Republik yang kemungkinan akan memberikan suara. [ab]