JP Morgan, bank raksasa asal AS mengatakan, bahwa emas bakal merana karena semakin meningkatnya popularitas Bitcoin (BTC).
JP Morgan juga menegaskan bahwa tekanan harga emas bisa menahun, sedangkan harga Bitcoin akan terus meningkat.
“Uang telah mengalir dari pasar emas ke pasar Bitcoin sejak Oktober 2020, sebuah tren yang hanya akan berlanjut dalam jangka panjang, karena lebih banyak investor institusional mengambil posisi dalam aset kripto itu,” kata Nikolaos Panigirtzoglou analis JP Morgan, dilansir dari Bloomberg, Rabu (9/12/2020).
JP Morgan adalah salah satu dari sedikit bank Wall Street yang memprediksi pergeseran besar dalam pasar emas dan aset kripto, seperti Bitcoin karena semakin populer sebagai kelas aset.
Tren ini menimbulkan masalah bagi pasar logam mulia selama beberapa tahun mendatang, jika investor memindahkan, bahkan sebagian kecil, alokasi mereka dari emas dan ke Bitcoin, sebut JP Morgan.
“Adopsi Bitcoin oleh investor institusi baru saja dimulai, sedangkan untuk emas adopsi oleh investor institusi sangat maju,” tulis JP Morgan.
Sementar itu di Grayscale Bitcoin Trust, sekuritas terdaftar yang popular di kalangan institusi, arus masuk yang terpantau hampir US$2 miliar sejak Oktober 2020, dibandingkan dengan arus keluar US$7 miliar untuk dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas.
Perhitungan JP Morgan menunjukkan, bahwa Bitcoin hanya menyumbang 0,18 persen dari aset family office, dibandingkan dengan 3,3 persen untuk ETF emas. Arus masuk dari emas beralih ke Bitcoin sekitar mencapai miliaran dolar AS.
“Jika jangka menengah dan panjang ini terbukti benar, maka harga emas akan mengalami hambatan aliran dana struktural selama beberapa tahun mendatang,” sebut JPMorgan.
Namun dalam jangka pendek, ada peluang bagus bahwa harga Bitcoin telah melampaui batas dan emas akan segera pulih, kata bank tersebut.
Untuk Bitcoin, sinyal momentum telah memburuk, yang kemungkinan akan menyebabkan penjualan oleh investor yang melakukan perdagangan berdasarkan tren harga. Bitcoin telah jatuh 6 persen sejak ditutup pada level tertinggi sepanjang masa di US$19.462,14 pada minggu lalu. [Bloomberg/red]