JPMorgan Ramal The Fed Potong Suku Bunga, Pasar Kripto Patut Bersorak?

Banner IUX

JPMorgan Chase memproyeksikan The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada September 2025, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember. Prediksi ini disampaikan menyusul meningkatnya tanda-tanda perlambatan ekonomi AS dan melemahnya pasar tenaga kerja.

Berdasarkan laporan Reuters, Kepala Ekonom AS JPMorgan Michael Feroli memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin akan dilakukan pada pertemuan September, diikuti tiga penurunan tambahan pada Oktober, Desember dan Januari 2026.

“Kami melihat semakin banyak alasan untuk memulai pelonggaran kebijakan lebih cepat,” ujar Feroli.

Berdasarkan data CME FedWatch Tool, probabilitas pasar terhadap pemangkasan suku bunga di September kini mencapai sekitar 90 persen.

Langkah ini diperkirakan akan berdampak luas pada berbagai sektor keuangan, termasuk pasar aset digital. Dengan suku bunga lebih rendah, biaya pinjaman menjadi murah dan likuiditas dolar AS meningkat.

BACA JUGA:  Update Bitcoin Hari Ini: Kemana BTC Akan Melaju?

Kondisi tersebut kerap memicu pergeseran dana dari aset berisiko rendah ke aset berisiko tinggi, seperti saham teknologi dan mata uang kripto.

Likuiditas Murah Berpotensi Dorong Reli Pasar Kripto

Pemangkasan suku bunga umumnya menekan nilai dolar AS yang tercermin pada indeks DXY. Pelemahan dolar AS membuat aset berdenominasi USD, termasuk emas dan Bitcoin, menjadi lebih menarik bagi investor global.

Bitcoin, yang sering disebut sebagai “emas digital,” berpotensi menjadi tujuan utama arus modal di tengah pelonggaran moneter. Pergerakan positif pada Bitcoin biasanya diikuti oleh altcoin, terutama di sektor dengan volatilitas tinggi seperti DeFi, proyek layer-1, token berbasis kecerdasan buatan (AI) dan memecoin.

Sejarah menunjukkan pola serupa. Dalam siklus 2019–2020, pasar kripto mulai menguat beberapa bulan setelah The Fed memulai penurunan suku bunga.

BACA JUGA:  Blockchain Venom Masuk Radar Akuisisi Raksasa Fintech China

Institusi keuangan, termasuk pengelola spot Bitcoin ETF, dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan eksposur pada aset kripto. Narasi “likuiditas murah” juga cenderung meningkatkan minat spekulatif di pasar.

Meski begitu, analis memperingatkan bahwa skenario bullish hanya akan bertahan lama jika pemangkasan dilakukan dalam kondisi ekonomi yang relatif sehat. Apabila langkah ini diambil karena ekonomi AS mendekati resesi, reli yang terjadi berpotensi singkat dan diikuti koreksi tajam.

Risiko Tetap Membayangi Pasar Aset Digital

Selain faktor ekonomi makro, pasar kripto tetap menghadapi risiko lain yang bisa menahan laju kenaikan harga. Tekanan regulasi dari berbagai negara, insiden peretasan bursa, atau aksi jual besar oleh dompet milik pemerintah dapat memicu volatilitas.

Perubahan mendadak dalam kebijakan moneter juga berpotensi membalikkan tren, terutama jika data inflasi atau tenaga kerja berikutnya memberikan sinyal berbeda dari ekspektasi pasar.

BACA JUGA:  Penyebab Harga BTC Ambrol

Dalam jangka pendek, fokus pelaku pasar tertuju pada hasil rapat FOMC September. Jika prediksi JPMorgan terbukti, pasar kripto kemungkinan akan merespons positif, dimulai dari penguatan Bitcoin sebelum mengalir ke altcoin.

Namun, investor diimbau untuk tetap memperhatikan perkembangan data ekonomi dan kebijakan global guna mengantisipasi pergerakan harga yang cepat.

Dengan tingkat keyakinan pasar yang sudah mendekati 90 persen, pemangkasan suku bunga The Fed pada September berpotensi menjadi salah satu katalis terbesar bagi aset berisiko pada paruh kedua 2025.

Bagi industri kripto, momentum ini dapat menjadi titik awal reli baru, selama faktor pendukung makro tetap kondusif. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait