Alamat dompet milik Justin Sun kembali memicu kontroversi setelah diduga melakukan aksi penjualan besar-besaran token WLFI yang menyebabkan harga aset tersebut anjlok hingga 21,78 persen.
Berdasarkan laporan dari analis TRADING HEIGHT, wallet milik Justin Sun yang tercatat bernilai US$2,24 miliar, telah memindahkan sekitar 50 juta token WLFI ke alamat deposit Binance dalam kurun waktu 32 jam terakhir.
Aksi ini turut memunculkan tekanan jual besar yang mengguncang komunitas DeFi dan memicu kekhawatiran terhadap stabilitas likuiditas token WLFI.
Data on-chain memperlihatkan bahwa aktivitas transfer berasal dari alamat HTX 48, yang diketahui terafiliasi dengan platform bursa kripto HTX (sebelumnya dikenal sebagai Huobi).
Token WLFI yang ditransfer bernilai sekitar US$103,9 juta saat itu. Peristiwa ini menimbulkan spekulasi bahwa terjadi aksi jual terkoordinasi, terutama karena dilakukan dalam waktu singkat dan berdampak langsung terhadap pasar.
Sebagai respons, pengelola proyek World Liberty Financial (WLFI) mengambil langkah tegas. Melalui data yang tercatat di Etherscan, alamat kontrak 0x407F…5178 yang disebut fungsi guardianSetBlacklistStatus, telah menetapkan alamat 0x5AB2…DA74, yang diasosiasikan dengan Justin Sun, sebagai entitas yang masuk daftar hitam (blacklist).
Pemblokiran ini mencegah alamat tersebut melakukan transaksi lebih lanjut terhadap token WLFI.
Langkah tersebut menimbulkan reaksi luas di kalangan investor dan komunitas kripto. Drama ini menjadi pembicaraan hangat di berbagai forum dan media sosial, memperlihatkan betapa sensitifnya pasar terhadap pergerakan whale dan tokoh berpengaruh dalam ekosistem kripto.
Justin Sun Bantah Jual Token WLFI, Klaim Hanya Uji Coba Deposit
Menanggapi tuduhan tersebut, Justin Sun memberikan klarifikasi melalui pernyataan resmi. Ia menegaskan bahwa tidak ada aktivitas jual-beli yang dilakukan dari alamat dompet yang dimaksud.
“Alamat kami hanya melakukan beberapa uji coba deposit kecil ke bursa, diikuti oleh pembagian alamat. Tidak ada pembelian atau penjualan yang dilakukan dan aktivitas tersebut tidak mungkin berdampak pada pasar,” ujar Sun dalam sebuah postingan di sosial media.
Meskipun demikian, pernyataan itu belum cukup meredam kekhawatiran publik. Penurunan harga WLFI yang signifikan dalam waktu singkat memperlihatkan bahwa pasar merespons keras terhadap dugaan manipulasi, terlepas dari kebenaran klaim Sun.
Di sisi lain, aksi pemblokiran dari pihak pengelola WLFI turut menimbulkan pertanyaan mengenai sentralisasi wewenang dalam proyek DeFi yang seharusnya bersifat terdesentralisasi.
Analis memperingatkan bahwa investor sebaiknya mencermati perkembangan selanjutnya, khususnya terkait keberlanjutan likuiditas pool WLFI dan tindakan lanjutan dari pengembang proyek.
Mereka juga menilai pentingnya transparansi dalam proyek-proyek kripto baru, terutama yang melibatkan figur publik dengan rekam jejak kontroversial seperti Justin Sun.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan Justin Sun dalam ekosistem kripto global. Meski belum ada bukti langsung mengenai aksi tersebut, reaksi pasar menunjukkan bahwa reputasi dan sentimen publik tetap menjadi faktor krusial dalam menentukan arah pergerakan aset digital di era keuangan terdesentralisasi. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.