Justin Sun Sebut Tron Sebagai Solana Killer, Ini Alasannya

Pendiri Tron, Justin Sun, baru-baru ini memproklamirkan blockchain miliknya sebagai Solana Killer.

Pernyataan tersebut muncul dalam sebuah wawancara dengan Altcoin Daily, di mana Sun menekankan keunggulan Tron dibandingkan blockchain lainnya, terutama Solana, dalam hal likuiditas, kecepatan transaksi dan keamanan.

Tron saat ini memiliki likuiditas stablecoin sebesar US$60 milyar, jauh melampaui likuiditas Solana yang hanya mencapai US$1 milyar. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Sun merasa Tron layak disebut sebagai pesaing utama Solana di dunia blockchain.

Tron vs Solana: Persaingan Likuiditas dan Kecepatan

Dalam wawancara tersebut, Justin Sun menjelaskan bahwa Tron memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan Solana dan Ethereum.

“Kecepatan transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah menjadi nilai jual utama Tron,” ujar Sun.

Dibandingkan Ethereum, Tron diklaim lebih efisien dalam menangani transaksi stablecoin dan memiliki infrastruktur yang lebih skalabel.

Solana, yang sebelumnya mendominasi pasar memecoin, kini menghadapi tantangan dari Tron, terutama karena platform Tron lebih mampu menampung likuiditas yang jauh lebih besar.

Sun juga menekankan bahwa Tron lebih tahan terhadap masalah Maximal Extractable Value (MEV), yang sering memengaruhi keadilan transaksi di blockchain lain.

MEV adalah tantangan yang dapat mempengaruhi urutan transaksi dan menguntungkan penambang atau validator.

“Tron memiliki solusi yang lebih baik untuk masalah ini (MEV), yang menjadikannya pilihan yang lebih aman bagi pengguna baru di dunia kripto,” ujar Sun.

Dominasi Tron di Pasar Memecoin

Memecoin telah menjadi bagian penting dari strategi pertumbuhan Tron. Menurut Justin Sun, banyak pengguna yang sebelumnya menggunakan Solana kini beralih ke Tron karena likuiditas yang lebih tinggi dan kemampuan Tron untuk mencegah serangan front-running.

Dalam tujuh minggu terakhir, aktivitas terkait memecoin di Tron meningkat pesat, dengan kapitalisasi pasar memecoin di platform ini yang mencapai lebih dari US$522 juta.

Solana, yang sebelumnya dianggap sebagai pemimpin pasar memecoin, kini mulai kehilangan pijakan. Tron dengan likuiditas stablecoin yang besar, menjadi platform pilihan baru bagi banyak pengembang dan pedagang memecoin.

Likuiditas ini tidak hanya memberikan keamanan transaksi yang lebih besar, tetapi juga memungkinkan Tron menjadi platform pembayaran global yang diandalkan, terutama di negara-negara dengan mata uang yang tidak stabil seperti Argentina dan Nigeria.

Strategi Pertumbuhan Tron dan Desentralisasi

Selain mendominasi pasar memecoin, Tron juga berfokus pada desentralisasi. Jaringan Tron saat ini dikelola oleh berbagai validator besar, termasuk Binance dan Google Cloud.

Justin Sun yakin bahwa pendekatan ini akan mendorong adopsi Tron di seluruh dunia, dengan target ambisius untuk mencapai satu miliar alamat di blockchain Tron dalam beberapa tahun ke depan.

Sun juga menyoroti pentingnya komunitas dalam mendukung pertumbuhan Tron, terutama di sektor memecoin. Dia optimis bahwa valuasi pasar memecoin di Tron akan terus meningkat, dengan target mencapai US$1 milyar dalam waktu dekat.

Dukungan komunitas dan desentralisasi yang kuat, menurut Sun, akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang Tron.

Salah satu poin menarik yang diangkat Justin Sun dalam wawancara tersebut adalah perbandingan Tron dengan Android, sementara Ethereum digambarkan seperti Apple.

Tron menawarkan pengalaman yang lebih fleksibel dan bersifat open-source, mirip dengan Android, yang memungkinkan pengembang dan pengguna memiliki lebih banyak kebebasan dalam mengembangkan aplikasi atau memecoin di atas blockchain Tron.

Sebaliknya, Ethereum dianggap lebih tertutup seperti ekosistem Apple, yang membatasi fleksibilitas penggunanya. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait