Jutawan Bitcoin Ini Berhenti Berinvestasi

Komunitas kripto, khususnya di Tiongkok, dikejutkan oleh kabar bahwa pendiri BitFund dan jutawan Bitcoin, Li Xiaolai untuk tidak lagi berinvestasi di proyek blockchain dan kripto. Ia mengatakan akan fokus beralih ke karir lain.

TechNode melaporkan, Li menulis di Weibo: “Mulai hari ini, secara pribadi saya tidak akan berinvestasi di proyek apapun, baik itu blockchain atau startup. Kalau Anda melihat nama saya tertulis di proyek apapun, abaikan saja. Nama saya seringkali dicatut tanpa sepengetahuan saya. Saat ini, saya akan menghabiskan beberapa tahun untuk berganti karir, dan saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan selanjutnya.”

Setelah pengumuman Li tersebut, para pengikutnya memberikan ucapan dukungan dan terima kasih atas pengaruhnya selama ini. Di sisi lain, ada yang ragu tentang keputusan tersebut, mengingat Xiaolai masih bisa berinvestasi secara tidak langsung melalui lembaga dana atau institusi.

BACA JUGA  Shiba Inu (SHIB) Akan Di-Listing di Aplikasi Perdagangan Popular Asal India

Xiaolai dikenal di Tiongkok dan bagian dunia lainnya sebagai salah satu tokoh pertama dari Negeri Tirai Bambu yang secara terbuka mengaku berinvestasi di Bitcoin. Profilnya semakin naik daun ketika perusahaan modal venturanya, BitFund, menjadi pemain besar di industri kripto. Siaran podcast besutan Li terkenal di Tiongkok, dan menginspirasi para pendengarnya untuk berhenti dari pekerjaan harian mereka untuk menjadi investor uang digital.

Dikarenakan profilnya yang terkenal di dunia blockchain dan kripto, Xiaolai seringkali terlibat kontroversi. Pada Juli, sebuah rekaman beredar di Internet di mana Xiaolai berkomentar tentang beberapa nama besar di sektor kripto. Ia menyebut Binance sebagai bursa penipu, dan alasan Binance menjadi bursa kripto terbesar adalah karena bursa lain dipaksa tutup oleh pemerintah Tiongkok.

Li juga menyebut NEO adalah proyek buruk yang valuasinya menggelembung, di mana Da Hongfei, sang pendiri NEO, memiliki sedikit sekali NEO. Ia juga mengungkapkan beberapa cara untuk menggoreng proyek-proyek demi menarik investor baru, serta menyebut nama proyek kripto yang tidak didukung apa-apa.

BACA JUGA  Rapper Snoop Dogg Membangun Mansion di Metaverse SandBox

Para pejabat di Tiongkok tetap bersikeras menetapkan berbagai larangan di industri kripto sambil sekaligus mempromosikan teknologi blockchain. Presiden Xi Jinping, dalam sebuah pidato pada Mei, menyebut blockchain sebagai bagian dari revolusi industri baru. Entitas seperti People’s Bank of China dan Bank of China menunjukkan minat menggunakan blockchain untuk beragam bidang.

Kendati Initial Coin Offering (ICO) dan uang kripto dilarang di Tiongkok, Bitcoinist melaporkan pada September (27/09) bahwa investor di negara tersebut masih bisa membeli token ICO secara mudah. Proyek ICO lokal terkadang menggunakan perusahaan yang terdaftar di negara lain demi mengakali peraturan ketat dari pemerintah. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait