Kalau Berani Boleh Dicoba, 5 Strategi Investasi Bitcoin

Michiel Lescrauwet, Pendiri Adamant Capital, menjelaskan lima strategi investasi Bitcoin dalam konferensi Baltic Honeybadger di Latvia belum lama ini. Strategi investasi Bitcoin yang efektif, Lescrauwet, bergantung pada kematangan pasar. Selain itu, pengalaman dan toleransi resiko investor turut berperan. Saat ini, Bitcoin sedang berada di tahap pembangunan infrastruktur, setelah sebelumnya melewati tahap penemuan dan menuju tahap penerapan ke depannya.

Di tahap penemuan, strategi yang dipakai adalah beli dan simpan serta menambang. Di tahap infrastruktur, strategi yang terlibat termasuk Bitcoin sebagai agunan, perdagangan opsi dan berjangka dan lainnya. Di tahap penerapan, strategi yang dipakai berupa peminjaman Bitcoin, ekuitas tahap awal, anuitas Bitcoin dan lain-lain.

Berikut adalah lima strategi investasi Bitcoin yang bisa dipertambangkan investor saat ini:

Pertama, hindari peminjaman Bitcoin. Peminjaman Bitcoin dapat mengembalikan 2,5 persen per tahun saat bull market, tetapi bisa mencapai 6 persen saat bear market. Lescrauwaet mengatakan ini bukan strategi bagus, sebab masih ada faktor risiko pihak ketiga dan beban pajak.

Kedua, gunakan Bitcoin sebagai agunan. Bitcoin bisa disimpan di kustodian dan digunakan untuk meminjam dolar AS yang dipakai untuk membeli Bitcoin lebih banyak. Perdagangan options, berjangka dan strategi lain juga bisa diterapkan untuk mengalahkan suku bunga USD. Strategi ini terbilang favorit di Adamant Capital, sebab beresiko rendah dan mendapatkan imbalan tinggi.

Ketiga, ikuti siklus Bitcoin. Memanfaatkan bull dan bear market bukanlah strategi mudah menurut Lescrauwaet. Salah satu indikator yang ia gunakan adalah Bitcoin Relative Unrealized Profit/Loss (Rugi Laba Tidak Terealisasi Bitcoin) yang menghitung cuan di atas kertas para investor Bitcoin. Menurut indikator ini, jika keuntungan mencapai 80 persen, pasar cenderung jatuh, dan saat ini pasar kripto berada di bilangan 40 persen sehingga bisa meningkat di kemudian hari.

Keempat, berinvestasi di altcoin “high beta“. Strategi ini termasuk yang sangat beresiko tetapi juga berpotensi mendapat imbal hasil tinggi. Investor menggunakan tingkatan “beta” sebagai ukuran daya tahan sebuah aset terhadap volatilitas. Aset dengan beta lebih dari satu dianggap lebih volatil dari rata-rata pasar keseluruhan.

Berinvetasi di altcoin high beta bisa mengalahkan performa Bitcoin, tetapi sangat bergantung kepada kepiawaian investor. Aset kripto dengan nilai beta tertinggi saat ini adalah Ethereum (ETH) dengan nilai 1,16 dan Ripple (XRP) dengan nilai 1,05.

Kelima, berinvestasi di dana lindung nilai kripto. Lescrauwaet mengatakan investor harus memeriksa dengan teliti performa dana lindung nilai (hedge fund) serta struktur biayanya. Selain itu, investor sebaiknya menelisik apa yang digunakan sebagai tolak ukur, dan menyarankan penggunakan harga Bitcoin sebagai parameter, alih-alih indeks seperti S&P 500 atau campuran altcoin.

Adamant Capital berpendapat Bitcoin akan meningkat di masa depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan co-founder Tuur Demeester, bahwa Bitcoin mirip seperti saham Amazon pada tahun 2003 dan sangat bagus untuk dibeli. [decrypt.co/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait