Andrew Yang, kandidat Presiden Amerika Serikat 2020, muncul sebagai calon presiden yang mendukung adopsi Bitcoin dan jenis kripto lainnya. Baru-baru ini, kripto ditambahkan dalam daftar prioritas yang ia janjikan jika ia terpilih menjadi presiden AS.
Yang adalah seorang pengacara yang intim dengan teknologi, dan sempat lama berlabuh di industri startup. Berkat latar belakang tersebut, ia disambut dengan baik dari komunitas Silicone Valley, kaum Milenial dan komunitas daring seperti Reddit dan 4chan. Mengutip The New York Times, aa pun kian mendapatkankan perhatian media setelah menyuarakan sejumlah wacana tentang robotika dan kecerdasan buatan.
Yang merupakan pendiri Venture for America, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan memugarkan kota-kota dan komunitas-komunitas di Amerika melalui wirausaha. Yang, diusung partai Demokrat, menjanjikan inisiatif seperti universal basic income, perawatan kesehatan merata dan kini adopsi Bitcoin.
“Investasi di kripto dan aset digital lebih cepat dibandingkan dengan kerangka regulasi di AS. Kami perlu memberitahu investor, perusahaan dan individu tentang belantika kripto beserta penanganannya di masa depan demi mendorong inovasi dan perkembangan. Blockchain memiliki potensi yang luar biasa,” kata Yang di situs resminya.
Yang menekankan bahwa kripto telah bertumbuh sehingga mengambil porsi aktivitas ekonomi yang besar di AS. Dengan adanya startup blockchain, Bitcoin dan kripto lainnya, industri ini merupakan industri dengan valuasi ratusan milyar dolar AS. Kendati demikian, respon pemerintah dan regulasi yang tidak jelas menghambat pertumbuhan, menurut Yang.
Yang menyoroti kerancuan regulasi kripto di AS akibat sejumlah lembaga federal yang mengklaim yurisdiksi terhadap kripto. Otoritas Jasa Keuangan (SEC), Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) beserta negara-negara bagian tertentu, menerbitkan aturan yang tidak jelas dan bahkan saling bertentangan perihal Bitcoin dan kripto.
Tetapi, SEC telah mengambil langkah untuk memperjelas aturan soal kripto. Pada awal bulan April, staf Pusat Strategis Inovasi dan Teknologi Keuangan SEC menerbitkan kerangka untuk mengkaji apakah sebuah aset digital tergolong sebagai sekuritas atau tidak.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan AS sulit bersaing dengan negara yang memiliki regulasi lebih ramah, seperti Eropa dan Asia yang mendorong pertumbuhan industri kripto. Yang menyampaikan aturan di AS berpotensi menyebabkan investasi di kripto menjadi lamban dan tertinggal di belakang negara lain.
Secara keseluruhan, regulasi kripto di AS membuat pasar kripto di AS tidak selancar di negara lain. Oleh karena itu, Yang menghimbau agar ada kerangka regulasi nasional yang jelas untuk mengatur aset digital.
“Sudah saatnya pemerintah pusat menciptakan aturan jelas soal bagaimana pasar kripto dan aset digital akan dikelola dan diregulasi agar investasi dapat berjalan dengan informasi yang lengkap,” kata Yang.
Tujuan Yang adalah menciptakan panduan yang jelas agar investor dan pengembang dapat berinovasi di industri kripto tanpa khawatir soal perubahan regulasi atau tindakan hukum yang semena-mena. Kandidat presiden tersebut berencana menggodok kebijakan dengan merujuk kepada aturan yang telah diterbitkan legislator di wilayah Wyoming dan Akta Taksonomi Token. [cryptoslate.com/ed]