Generasi milenial memiliki pemikiran sendiri tentang investasi. Namun siapa sangka ternyata sebagian besar dari mereka masih tertarik dengan Bitcoin cs.
Dilansir dari New York Post, menurut sebuah studi terbaru, kaum milenial ini di antaranya banyak yang telah melangkah jauh pada sektor investasi. Mereka, dari yang menyukai investasi konvensional, menjadi semakin tertarik pada kripto.
Sekitar 25 persen dari mereka yang baru-baru ini disurvei, mengatakan mereka menggunakan atau menyimpan kripto, yang lahir sekitar satu dekade yang lalu. Dan 30 persen milenial lainnya mengatakan bahwa mereka ingin menyelidikinya dulu lebih lanjut.
“Siapa pun yang memiliki kripto memberitahu saya bahwa mereka ingin mereka membelinya lebih cepat,” kata Deidre Campbell, Ketua Global Pelayanan Keuangan di Edelman dan penulis studi tersebut seperti yang dilansir New York Post, Selasa (13/11).
Sungguh ironis bahwa banyak generasi milenial menyukai mata uang alternatif ini, karena tahun ini merupakan tahun yang buruk untuk pengembaliannya. Setelah 2017, Bitcoin baru-baru ini juga turun sekitar 55 persen. Kripto lain, seperti ETH dan LTC telah turun lebih banyak, menurut Market Insider.
CEO BitMex Arthur Hayes baru-baru ini mengatakan bahwa pasar kripto kemungkinan akan berlanjut untuk satu tahun lagi hingga 18 bulan.
Namun, milenial adalah investor yang tidak biasa. Mereka skeptis terhadap banyak lembaga keuangan dan strategi yang digunakan orang tua mereka. Dua tahun lalu, sebuah survei Facebook menemukan bahwa hanya 8 persen dari milenial yang percaya lembaga keuangan. Laporan itu juga menemukan bahwa banyak yang menulis rencana keuangan mereka sendiri dan juga telah mencapai kemandirian finansial dan telah memaksimalkan rencana mereka.
Survei Edelman mendefinisikan milenial yang makmur sebagai orang berusia antara 24-38 tahun yang menghasilkan US$100.000 (Rp1,4 miliar) dalam pendapatan individu atau gabungan, atau memiliki US$50.000 (Rp744 juta) dalam aset yang dapat diinvestasikan.
Edelman mensurvei, sekitar 1.000 generasi milenial yang makmur (serta 500 milenial yang tidak makmur), bersama dengan 500 orang Generasi X yang makmur, yang berusia 39-52 tahun. [cnbcindonesia/vins]