Aset kripto, khususnya Bitcoin, kini semakin diminati oleh berbagai negara, bukan hanya oleh investor individu atau perusahaan. Kazakhstan, misalnya, sedang mempersiapkan langkah besar dengan membentuk cadangan crypto negara sebagai upaya untuk memperkuat posisinya dalam ekonomi digital.
Dana Nasional Kazakhstan Bakal Mengalir ke Crypto
Dilansir dari laporan Kursiv Media pada Jumat (11/07), Kazakhstan berencana mengalokasikan cadangan emas, valuta asing, dan dana nasional untuk investasi kripto. Rencana ini disampaikan oleh Kepala Bank Nasional Kazakhstan, Timur Suleimenov.
“Kami memiliki portofolio alternatif dari cadangan emas dan valuta asing serta portofolio alternatif dari dana nasional. Di sana, kami menggunakan strategi agresif untuk mendapatkan pendapatan investasi yang lebih tinggi,” ujar Suleimenov.
Kazakhstan telah mengamati pengalaman negara-negara seperti Norwegia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Timur Tengah yang mengalokasikan dana mereka ke crypto atau instrumen terkait seperti ETF dan saham perusahaan kripto.
Suleimenov mengingatkan bahwa meskipun kripto dapat memberikan keuntungan besar, volatilitas yang tinggi mengharuskan Kazakhstan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Selain itu, Kazakhstan berencana membentuk cadangan crypto negara untuk menyimpan aset yang disita oleh penegak hukum. Perusahaan crypto mining atas nama negara juga dapat menyumbangkan sebagian hasilnya ke cadangan kripto melalui pajak
Kripto Makin Dilirik, Jadi Primadona Baru di Pasar
Kazakhstan bukan satu-satunya negara yang mengakumulasi kripto. Bhutan, yang lama mendukung penambangan Bitcoin, dan El Salvador, yang mengumpulkan BTC secara konsisten, juga percaya terhadap potensi besar crypto.
Berdasarkan data dari Arkham Intelligence, Bhutan kini memiliki lebih dari 10.000 BTC yang bernilai US$1,2 miliar, sementara El Salvador memiliki 6.237 BTC senilai US$747 juta. Adopsi oleh mereka semakin memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset yang menarik, baik untuk individu maupun negara.

Tren ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi Bitcoin dan kripto secara keseluruhan, tetapi juga membuka jalan bagi negara lain untuk mulai mengadopsi crypto dalam perekonomian mereka.
Adopsi Meluas, Bitcoin Bisa Tembus US$200 Ribu
Tren adopsi crypto yang terus berkembang, didukung dengan regulasi yang lebih jelas dan integrasi yang semakin erat dengan sistem keuangan tradisional, semakin memperkuat optimisme pasar terhadap masa depan aset kripto seperti Bitcoin.
Menurut laporan The Block pada Senin (14/07), analis dari Bernstein, Gautam Chhugani, memprediksi BTC bisa tembus US$200 ribu pada akhir 2025 atau awal 2026. Chhugani menyatakan bahwa siklus bullish kali ini berbeda karena didorong oleh fundamental yang kuat.
“Penting untuk melihat adopsi yang terjadi di lapangan dan integrasi yang lebih luas dengan sistem keuangan tradisional. Kami mungkin telah melewati fase ‘kepercayaan’, dan sekarang kami melihat integrasi nyata dengan sistem yang lebih besar,” ungkapnya.
Optimisme ini semakin diteguhkan oleh meningkatnya penggunaan stablecoin, yang kini kapitalisasi pasarnya telah mencapai angka US$250 miliar, serta adopsi stablecoin dalam pembayaran lintas negara.

Dengan pesatnya perkembangan ini, Bitcoin dan aset kripto lainnya berpotensi menjadi aset dominan di pasar ritel, institusional, dan negara, seiring semakin banyaknya negara yang siap berinvestasi. [dp]