McKinsey & Company melaporkan hasil studi bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif dapat meningkatkan hasil ekonomi global bernilai triliunan dolar setiap tahun.
Dalam studi berjudul ‘Potensi Ekonomi dari AI Generatif’, firma konsultan memperkirakan bahwa AI generatif dapat menambah nilai sebesar US$2,6 hingga US$4,4 triliun per tahun melalui 63 kasus penggunaan yang berbeda, meningkatkan produktivitas di berbagai industri seperti perbankan dan farmasi.
News Bitcoin melansir dari McKinsey & Company, bahwa adopsi yang cepat dapat meningkatkan pertumbuhan produktivitas global tahunan hingga 0,6 poin persentase hingga tahun 2040.
“Para peneliti mengatakan bahwa hal ini menegaskan pentingnya memahami di mana AI generatif dapat menciptakan nilai terbesar karena perusahaan berlomba-lomba untuk mengimplementasikan aplikasi,” tulis media crypto dalam artikel, baru-baru ini.
Firma tersebut bukan satu-satunya organisasi yang melihat pertumbuhan ekonomi dalam AI generatif.
News Bitcoin mengutip data dari Goldman Sachs Research, juga menyiratkan bahwa terobosan dalam AI generatif berpotensi membawa perubahan besar bagi ekonomi global, mendorong peningkatan GDP global sebesar 7 persen (atau hampir US$7 triliun).
Bank investasi tersebut mengatakan pada 5 April 2023 bahwa kemajuan dalam alat AI yang menggunakan pemrosesan bahasa alami juga dapat meningkatkan produktivitas secara global sebesar 1,5 poin persentase hingga tahun 2033.
“Meskipun ada ketidakpastian besar seputar potensi AI generatif, kemampuannya untuk menghasilkan konten yang tidak dapat dibedakan dari hasil karya manusia dan untuk mengatasi hambatan komunikasi antara manusia dan mesin mencerminkan sebuah kemajuan besar dengan dampak makroekonomi yang potensial,” tulis ekonom Goldman Sachs, Joseph Briggs dan Devesh Kodnani.
Para ekonom memperkirakan bahwa gelombang baru sistem AI ini juga dapat memiliki dampak besar pada lapangan pekerjaan, dengan perubahan dalam alur kerja yang berpotensi menghadapkan setara dengan 300 juta pekerjaan penuh waktu untuk otomatisasi.
Implikasi Lain Kecerdasan Buatan (AI) Generatif
Kendati demikian, laporan dari McKinsey menekankan perlunya menahan kegembiraan terhadap ekspansi kecerdasan buatan (AI) generatif untuk mengatasi risiko potensial, termasuk disinformasi, masalah keamanan, dan kehilangan pekerjaan dalam pekerjaan otomatis.
Senada, para ekonom Goldman Sachs juga mewanti-wanti transformasi yang dipicu oleh AI ini dapat berdampak pada lapangan pekerjaan.
Dengan menganalisis basis data yang mendetail tentang konten tugas lebih dari 900 profesi, Goldman memperkirakan bahwa sekitar dua pertiga pekerjaan di AS berpotensi terpapar pada tingkat otomatisasi oleh AI.
“Goldman Sachs mengatakan bahwa hingga setengah dari beban kerja dalam pekerjaan yang terpapar dapat digantikan, namun tidak semua pekerjaan otomatisasi akan menyebabkan pemecatan,” demikian dikutip News Bitcoin.
Meskipun McKinsey & Company dan Goldman Sachs mengekspresikan optimisme tentang potensi AI, perlu dicatat bahwa sebelumnya banyak lembaga keuangan yang bersemangat tentang hype metaverse, namun tidak menghasilkan hasil yang sukses pada tahun berikutnya. [ab]