IKLAN

Kekacauan Ekonomi Pengaruhi Kenaikan Bitcoin

Anthony Pompliano, Pendiri Morgan Creek Digital menilai perang dagang AS-Tiongkok dan pelemahan mata uang yuan adalah kekacauan ekonomi global. Katanya, situasi itu mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin akhir-akhir ini.

“Terkait kekacauan itu, ada satu aset berskala global yang dijadikan sebagai alat melindungi nilai uang, yakni, Bitcoin. Saat ini kita berada di satu titik, di mana sangatlah ‘tidak masuk akal’ bagi seorang investor untuk tidak membeli aset kripto seperti Bitcoin sebagai bagian dari portofolionya,” kata Pompliano dalam artikelnya di Off The Chain, Selasa (06/08/2019) lalu.

Per 31 Juli 2019, nilai tukar dolar AS terhadap yuan naik hingga 7 yuan. Ini pertama kali terjadi selama 10 tahun terakhir.

Sumber: https://www.tradingview.com/symbols/USDCNY/?exchange=FX_IDC

Pompliano beralasan, Bitcoin adalah aset yang memberikan imbal hasil besar yang tak terkait langsung (non-correlated, asymmetric return-profile asset) dengan aset tradisional lain, seperti saham, obligasi dan mata uang fiat.

“Harga Bitcoin terbukti berbanding terbalik dengan meningkatnya ketidakstabilan global. Sebagai contoh pada Mei 2019. Saat itu perang dagang AS-Tiongkok semakin menguat, dengan adanya ancaman oleh Amerika untuk menaikan tarif impor dari negara lain selain Tiongkok. Bitcoin saat itu naik 55 persen dan menunjukkan ‘negative correlation‘ dengan S&P 500 dan emas,” ujarnya.

Untuk mempertegas pendapatnya, Pompliano pun menyorongkan data dari Alex Saunders, Pendiri Nuggetsnews.com.au, di mana dalam beberapa pekan terakhir harga emas dan Bitcoin berkorelasi negatif dengan S&P 500.

BACA JUGA  Terpopular Sepekan: Analisis Harga Bitcoin Melonjak hingga Gugatan pada Presiden Salvador Gegara BTC

Ketika S&P 500 terjun ke 2.844,74 pada 5 Agustus 2019, harga emas dan Bitcoin justru menguat. Emas sempat diperdagangkan di kisaran US$1.470 dan Bitcoin mentereng di US$11.700.

Sumber: https://www.tradingview.com/chart/?symbol=FX%3AXAUUSD

“Menurut saya akan lebih banyak dana lagi masuk ke Bitcoin dalam situasi pasar global yang menurun saat ini,” Saunders.

Tegas Pompliano, saat ini kita menghadapai masa-masa yang sangat fluktuatif dan penuh ketidakpastian. Investor institusi pun sebenarnya sudah lama mencari aset yang tak berkorelasi dengan instrumen investasi biasa, yang layak dijadikan sebagai portofolio.

BACA JUGA  Pembelian BTC dan Emas Meningkat Karena Krisis Perbankan AS, Kata JPMorgan

“Nah, Bitcoin kini hadir sebagai instrumen sempurna untuk melindungi nilai uang. Jadi, ada baiknya investor menjual semua asetnya dan beralih ke Bitcoin. Kalau pun tak 100 persen, setidaknya alokasi 1 hingga 5 persen sudah cukup,” katanya. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait