Saking popularnya Bitcoin, banyak perusahaan menciptakan produk investasi. Kali ini di pasar derivatif FTX, mereka menjual produk kontrak berjangka berdasarkan dinamika hash rate Bitcoin dan mining difficulty Bitcoin.
Hash rate Bitcoin adalah satuan ukur kekuatan penambangan Bitcoin, yang tak dapat dilepaskan dari dinamika harga Bitcoin itu sendiri.
Sedangkan mining difficulty adalah tingkat kesulitan dalam menambang Bitcoin berdasarkan naik-turunnya besaran hash rate.
Namun secara teknis ia adalah nilai yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sulit untuk menemukan hash (nilai teracak) yang akan lebih rendah dari sasaran yang ditentukan oleh sistem blockchain Bitcoin.
Kendati produk investasi berjangka itu disebut dengan “Hashrate Futures FTX”, tetapi besarannya ditentukan dari nilai rata-rata mining difficulty dalam periode triwulan. Sebab, sangat sulit menentukan nilai produk berdasarkan hash rate Bitcoin secara murni.
“Hashrate Futures FTX adalah kontrak berjangka yang berakhir berdasarkan mining difficulty rata-rata selama periode waktu tertentu. Ketentuan kontrak ditentukan setiap triwulan. Kontrak diselesaikan (settlement) dengan mengambil rata-rata kesulitan penambangan (mining difficulty) selama jangka waktu kontrak dan membaginya dengan 1 triliun,” sebut FTX, 15 Mei 2020.
Ini berarti bahwa Hashrate Future Kuartal ke-3 tahun 2020 akan berakhir, kira-kira, dengan mining difficulty rata-rata pada Juli-September 2020.
Jadi, FTX berasumsi pada Mei 2020, mining difficulty-nya sekitar 16 triliun, artinya indeks produk (Hashrate Future) itu kira-kira adalah 16.
FTX juga mengklaim, bahwa produk ini didasarkan pada permintaan para penambang Bitcoin sendiri. Sehingga, bisa dijadikan peluang oleh para penambang Bitcoin untuk melindungi nilai operasional penambangan Bitcoin-nya dan terus bertahan.
“Kami telah berbicara dengan sekelompok penambang baru-baru ini dan menerima banyak minat di dalamnya dan produk-produk terkait,” kata Sam Bankman-Fried, CEO FTX, kepada Forbes.
Forbes mencatat, 12 jam setelah peluncuran, kontrak berjangka itu untuk Kuartal Pertama tahun 2021 melonjak, naik 20 persen dari hari terakhir. Volume 24 jam pada kontrak hanya sedikit, yakni US$1 juta. [Forbes/FTX/red]