Kenaikan Lanjutan Bitcoin Masih Terbuka Lebar

Contoh BELOW MAIN IMAGE BANNER

Potensi kenaikan lanjutan harga Bitcoin masih terbuka lebar di tengah ketidakpastian global, khususnya menyangkut tensi perdagangan Amerika Serikat dan China. Sentimen tersebut tetap menjadi sorotan utama para pelaku pasar meskipun kondisi pasar kripto dan saham AS cenderung stagnan dalam dua hari terakhir.

Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, dalam keterangan tertulisnya hari ini menjelaskan bahwa tekanan geopolitik dan kebijakan ekonomi global belum memberi sinyal pasti mengenai arah pasar dalam waktu dekat.

“Aksi profit taking Bitcoin yang sempat terjadi setelah mencetak rekor harga tertinggi pada 23 Mei 2025 lalu mulai mereda. Di tengah perkembangan diskusi dagang AS-China yang tidak terlalu positif, aliran dana masuk bersih ke ETF Bitcoin spot pada 4 Juni 2025 justru masih mencatat angka positif sebesar US$87 juta,” katanya.

Pernyataan Fahmi merujuk pada unggahan terbaru Presiden AS Donald Trump pada 4 Juni 2025, yang menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai sosok yang disukainya, namun sulit diajak mencapai kesepakatan. Meskipun tidak disebut secara spesifik, kesepakatan yang dimaksud kemungkinan besar berkaitan dengan kebijakan dagang kedua negara.

Fahmi menambahkan, investor juga tengah menunggu data ketenagakerjaan AS serta keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa. Hal ini menyusul data inflasi PCE AS bulan April yang dirilis pekan lalu dan menunjukkan kenaikan di bawah ekspektasi pasar.

Namun, kekhawatiran tetap mengemuka terkait potensi lonjakan inflasi sebagai imbas dari rencana tarif baru yang digulirkan pemerintah AS.

“Terlebih, tidak ada sinyal penurunan suku bunga dari The Fed seperti yang disampaikan Jerome Powell dalam pidatonya di Konferensi 75 Tahun Divisi Keuangan Internasional pada 2 Juni lalu,” ujar Fahmi.

Ketegangan antara Washington dan Beijing diperkirakan akan memuncak menjelang berakhirnya masa penundaan kenaikan tarif pada Agustus mendatang. Ketegangan terbaru dipicu oleh tuduhan China bahwa AS melanggar kesepakatan dagang dengan menerapkan pembatasan ekspor chip AI, perangkat lunak desain chip, dan rencana pencabutan visa pelajar asal Tiongkok. Sebaliknya, AS menuduh Beijing gagal memenuhi komitmen ekspor mineral penting.

Meskipun Presiden Trump mengaku yakin bahwa dialog dengan Xi Jinping bisa meredakan ketegangan, hingga kini belum ada konfirmasi bahwa pembicaraan tingkat tinggi akan digelar dalam waktu dekat.

Di tengah dinamika global tersebut, pasar saham AS bergerak nyaris datar. Indeks Nasdaq dan Dow mencatat pergerakan naik turun di bawah 0,35 persen, sedangkan S&P 500 pada perdagangan 4 Juni 2025 hanya menguat 0,0074 persen. Hal serupa juga terjadi di pasar kripto, di mana volatilitas aset berkapitalisasi besar tercatat rendah.

“Sentimen baru, baik di pasar kripto maupun saham AS, masih minim. Namun, tren adopsi institusi terhadap Bitcoin tetap solid,” ungkap Fahmi. Ia menambahkan bahwa baik saham AS maupun kripto secara umum masih berada dalam fase wait and see, menanti kepastian data ekonomi dan arah kebijakan The Fed.

Proyeksi Harga BTC

Menurut Fahmi, indikator on-chain seperti MVRV Z-Score yang kini berada di kisaran 2,6 menunjukkan bahwa ruang untuk kenaikan harga Bitcoin masih terbuka luas.

“Jika reli tidak terjadi dalam beberapa pekan ke depan, bisa jadi siklus pasar akan menyerupai pertengahan 2019, di mana fase bullish baru benar-benar menguat setahun setelahnya,” jelasnya.

Ia juga menilai bahwa kemungkinan memasuki fase bearish saat ini masih kecil.

“Jika pasar cenderung sideways, maka tren bullish yang sedang berjalan bisa bertahan lebih lama dan memberi waktu lebih banyak bagi investor untuk masuk,” sebutnya.

Dalam kondisi pasar seperti saat ini, strategi investasi bertahap seperti dollar cost averaging (DCA) dinilai cukup relevan. Strategi ini memungkinkan investor mengakumulasi aset secara rutin dalam jangka waktu tertentu, misalnya bulanan.

Dollar Cost Averaging Crypto: Definisi dan Cara Melakukannya!

Dengan proyeksi Bitcoin yang masih menunjukkan arah positif, investor dinilai memiliki peluang besar untuk memanfaatkan momentum yang ada, terutama melalui pendekatan investasi yang disiplin dan terukur.

Terpantau pada petang hari ini Harga Bitcoin (BTC) saat ini berada di kisaran US$104.847,78, mencatatkan kenaikan sebesar 3,70 persen dalam tujuh hari terakhir. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini menempati peringkat pertama berdasarkan nilai pasar, dengan market cap yang kini mencapai US$2,08 triliun, naik 0,55 persen.

Dalam 24 jam terakhir, volume perdagangan Bitcoin tercatat sebesar US$41,54 miliar, meningkat 7,36 persen, yang mencerminkan rasio volume terhadap kapitalisasi pasar (Vol/Mkt Cap) sebesar 2,04 persen. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar terdilusi penuh (fully diluted valuation atau FDV) berada di angka US$2,2 triliun.

Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin (BTC) bergerak di rentang antara US$104.232,70 sebagai titik terendah dan US$105.579,56 sebagai titik tertinggi. Jika dibandingkan dengan rekor tertingginya sepanjang masa yang dicapai pada 23 Mei 2025, yakni US$111.970,17, harga BTC saat ini berada 6,42 persen lebih rendah. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait