Sebagai sebuah sistem, Bitcoin diciptakan untuk memenuhi hak privasi pengguna dalam hal transaksi keuangan dibandingkan sistem perbankan. Namun, sifat keterlacakan Bitcoin lebih tinggi daripada aset kripto lain berjenis privacy coin. Zcoin menawarkan yang cukup berseberangan.
Mekanisme privasi (privacy) dalam konteks blockchain sebagai sistem transaksi uang elektronik peer-to-peer adalah sebisa mungkin menyamarkan rincian setiap transaksi.
Dalam transaksi Bitcoin nilai privasi itu memang ada, tetapi terlalu terperinci. Sangat mudah diketahui address sang pengirim BTC dan ke address mana BTC itu dikirimkan (penerima), walaupun ada sejumlah address lain terkait dalam satu transaksi (lihat gambar di bawah). Tentu saja tidak ada nama pengguna terkait transaksi itu yang tertera di blockchain.
Berbeda halnya dengan sistem privacy coin, seperti Zcoin (XZC) misalnya. Di Zcoin, address pengirim benar-benar disamarkan oleh sistem blockchain-nya.
Misalnya rekan Anda sudah mengirimkan 5 XZC kepada Anda dan saldo pun bertambah di wallet. Tetapi, ketika dilihat informasi transaksinya di blockchain Zcoin, Anda tidak mengetahui address pengirimnya.
Gambar di bawah adalah satu transaksi berdasarkan satu address Zcoin. Anda perhatikan address ini menerima 6,25 XZC, termasuk address lainnya dengan jumlah Zcoin yang berbeda, tanpa diketahui address pengirimnya. Yang tercantum (di sisi kiri) hanyalah informasi “No Inputs (Newly Generated Coins)“.
Reuben Yap CEO Zcoin, menjelaskan bahwa privasi semakin bermanfaat di tengah kondisi dunia yang menerapkan pengawasan lebih ketat oleh pemerintah.
“Teknologi pada mata uang digital bank sentral (CBDC) yang sebagian menerapkan blockchain, misalnya, dapat melacak setiap transaksi penggunanya. Data itu dapat disalahgunakan jika jatuh ke pihak tertentu,” kata Yap dalam webinar yang digelar oleh Blockchainmedia.id dan Chainsightnews.com belum lama ini melalui GoogleMeet.
Yap mengatakan sejumlah aset kripto lain menerapkan fitur transaksi untuk melindungi data penggunanya. Teknologi privasi yang dipakai bermacam-macam, seperti menyamarkan transaction graph (siapa mengirim ke siapa), menyamarkan ukuran nominal transaksi dan menyamarkan alamat IP pengirim dan penerima.
“Sistem privasi yang ideal dalam blockchain adalah yang memiliki anonimitas tinggi sehingga melindungi identitas pengguna, transaksi yang cepat dan ringan, sehingga bisa diterapkan untuk skala besar, mudah digunakan serta tidak melibatkan pihak ketiga yang dipercayai,” katanya.
Saat ini, belum ada sistem privasi yang ideal. Setiap sistem yang sedang diterapkan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tak lama lagi Zcoin akan menerapkan update terbaru, yaitu Lelantus yang kelak bisa menyembunyikan jumlah transaksi.
Lelantus adalah pustaka kriptografi asli penemuan tim Zcoin yang hampir selesai dikembangkan.
Sejumlah tokoh kriptografer ternama, seperti Jens Groth dari Dfinity, Sarang Noether dari Monero dan Ariel Gabizon dari Zcash memberikan respons yang baik terhadap teknologi ini.
Aset kripto Beam, misalnya telah menerapkan versi Lelantus yang digabungkan dengan MimbleWimble, sehingga menghasilkan Lelantus-MW.
Keunggulan Zcoin adalah saat transaksi dilakukan, Zcoin membakar (burn) coin yang dipakai (used/sudah dijual-Red), lalu menerbitkannya sebagai coin baru (newly generated coins) melalui mekanisme penambangan (mining). Informasi itulah yang ditampilkan di blockchain untuk setiap transaksi yang terkait dengan semua address Zcoin.
Hal ini berarti pengguna Zcoin mendapatkan coin baru dengan riwayat yang bersih, sehingga tidak meninggalkan jejak yang bisa dilacak.
Menanggapi pertanyaan apakah Zcoin dapat dipakai untuk pencucian uang, Reuben menjawab, saat ini konversi aset kripto ke uang fiat harus melalui bursa aset kripto yang teregulasi, sehingga identitas pencuci uang dapat diketahui oleh pihak berwenang.
Terlepas dari itu, privacy coin dapat digunakan oleh individu, ketika membutuhkannya untuk melindungi diri dari penyalahgunaan data. [ed]