Kenali Lebih Dekat Kripto Terra (LUNA)

Terra adalah blockchain Layer 1 dan ekosistem pembayaran yang ditenagai oleh algorithmic stablecoin. Token Terra, LUNA, adalah aset kripto ke-11 terbesar di dunia dengan kapitalisasi sebesar US$15,6 milyar. Stablecoin UST besutan Terra menjadi stablecoin kelima terbesar dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Mengenal Terra Lebih Dekat

Protokol ini dikembangkan oleh Terraform Labs pada Januari 2018, didirikan oleh pengusaha Daniel Shin dan Do Kwon. Komponen utama dalam ekosistem Terra adalah stablecoin yang dinamakan mata uang Terra serta token pengaturan LUNA.

Produk utama Terra adalah TerraUSD (UST), stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS. Sebagai stablecoin terbesar kelima di pasar, UST merupakan salah satu aset yang bertumbuh paling cepat dan mencapai kapitalisasi pasar US$2,5 milyar hanya dalam setahun setelah diluncurkan.

Stablecoin Terra memakai kebijakan moneter elastis untuk menjamin kestabilan harga dan pertumbuhan. Artinya, stablecoin Terra mencapai harga stabil dengan menyesuaikan suplai berdasarkan perubahan permintaan secara real-time.

Terra dibangun di atas Cosmos SDK dan memakai mekanisme konsensus Tendermint Delegated-Proof-of-Stake (DpoS). Saat ini, protokol tersebut melibatkan 130 validator diurut berdasarkan besaran staking. Peran utama validator adalah memverifikasi, menyelesaikan transaksi dan mengamankan jaringan dengan menjalankan simpul penuh.

Selain validator, pemilik token LUNA dapat mendelegasikan token mereka kepada validator agar menjadi delegator. Baik validator dan delegator memiliki tanggung jawab dan resiko yang sama. Keduanya berpotensi mengalami kerugian bila validator berusaha menyerang jaringan.

Dengan beberapa ratus validator, Terra bukanlah blockchain paling desentralistik.

Mirip seperti blockchain DpoS lainnya yakni Cardano, EOS dan TRON, Terra mengutamakan performa, skalabilitas serta interoperabilitas dengan mengorbankan sisi desentralisasi.

Kripto LUNA 

Kendati Terra masih dikelola oleh Terraform Labs, pemilik token LUNA dapat ikut serta dalam penentuan kebijakan melalui staking. Validator Terra dapat mengajukan proposal pembaruan protokol dan memakai LUNA sebagai kekuatan hak pilih suara.

Di saat protokol Layer 1 lainnya mengincar pasar yang sudah kenal kripto, Terra mengincar pangsa pasar yang belum mengenal kripto sebagai strategi pertumbuhannya.

Dengan mengandalkan stablecoin UST, protokol tabungan seperti Anchor serta platform perdagangan saham sintetis Mirror, Terra berada pada posisi baik untuk mendorong adopsi dunia nyata.

Selain itu, Terra akan mengalami pembaruan Columbus 5 yang akan menambahkan mekanisme deflasi, mirip seperti pembaruan EIP-1559 pada Ethereum.

Sebab itu, harga LUNA mencetak rekor baru belum lama ini. LUNA berhasil mencapai harga tertinggi US$44 atau Rp626 ribu. Saat artikel ini ditulis, LUNA melemah dan bertengger di kisaran harga US$36. [cryptobriefing.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait