Altcoin season yang dinanti-nantikan banyak investor kripto tampaknya mengalami keterlambatan. Founder dan CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, mengungkapkan alasan utama fenomena ini dalam beberapa tweet yang menarik perhatian komunitas kripto global.
Dominasi Bitcoin oleh Institusi dan ETF
Menurut Ki Young Ju, lonjakan harga Bitcoin kali ini didorong oleh permintaan dari investor institusi dan ETF spot, berbeda dengan siklus sebelumnya yang lebih banyak didukung oleh pengguna bursa kripto.
“Permintaan saat ini berasal dari institusi dan ETF, yang tidak memiliki niat untuk memutar aset mereka dari Bitcoin ke altcoin,” ujar Ki Young Ju.
Institusi ini cenderung beroperasi di luar bursa kripto, sehingga rotasi aset ke altcoin menjadi kurang praktis.
Selain itu, meskipun dana dari institusi mungkin mengalir ke altcoin utama melalui ETF atau kendaraan investasi lainnya, altcoin yang lebih kecil masih bergantung pada pembelian dari pengguna bursa kripto. Situasi ini membuat pasar altcoin kurang mendapat dorongan likuiditas baru.
Kebutuhan Likuiditas Baru untuk Altcoin
Altcoin membutuhkan aliran modal baru ke bursa kripto untuk mencapai kapitalisasi pasar tertinggi yang baru. Namun, kapitalisasi pasar altcoin saat ini masih berada di bawah rekor sebelumnya, mencerminkan berkurangnya likuiditas segar dari pengguna bursa baru.
“Jika FOMO ritel terhadap Bitcoin kembali, aktivitas pengguna bursa mungkin meningkat, membuka jalan untuk altcoin season,” ungkap Ki Young Ju.
Meski demikian, Young Ju menambahkan bahwa pertumbuhan Bitcoin di masa depan kemungkinan besar akan berasal dari ETF, institusi, dan bahkan pemerintah, bukan dari trader ritel di bursa kripto.
Oleh karena itu, altcoin harus mengembangkan strategi independen untuk menarik modal baru daripada terus mengandalkan momentum Bitcoin.
Tren Dominasi Bitcoin
Dalam tweet lainnya, Ki Young Ju juga menyoroti tren dominasi Bitcoin yang sulit untuk menurun dalam waktu dekat.
Ia mencatat bahwa selama pertumbuhan kapitalisasi pasar Bitcoin sebesar 37 persen, altcoin berkapitalisasi besar hanya naik 16 persen, sedangkan altcoin menengah dan kecil meningkat 10 persen.
“Satu-satunya waktu altcoin menengah dan kecil mengungguli pertumbuhan kapitalisasi pasar Bitcoin adalah selama musim memecoin pada April,” jelas Young Ju.
Statistik ini menunjukkan bahwa dominasi Bitcoin tetap kuat dan kemungkinan akan terus bertahan dalam jangka waktu mendatang.
Berdasarkan analisis ini, jelas bahwa altcoin perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi keterlambatan altcoin season atau altseason. Dengan fokus pada inovasi dan menarik modal baru secara independen, altcoin dapat memperkuat posisinya di pasar.
Pada akhirnya, pernyataan Ki Young Ju memberikan wawasan berharga bagi investor kripto. Dengan memahami dinamika antara Bitcoin, altcoin dan perilaku pasar, investor dapat merencanakan strategi mereka dengan lebih matang di tengah perubahan tren pasar. [st]