Kenapa Semua Orang Lagi Ngomongin Hyperliquid Sekarang?

Di tengah kondisi pasar yang lesu dan ketegangan geopolitik yang belum mereda, platform terdesentralisasi Hyperliquid justru mencuri perhatian.

Tanpa banyak gembar-gembor, total nilai terkunci (TVL) mereka sempat menyentuh angka US$1,8 miliar awal pekan ini, bersamaan dengan lonjakan harga koin HYPE yang mencapai rekor tertingginya. Apa sebenarnya yang membuat Hyperliquid melesat sementara yang lain cenderung stagnan?

Pertumbuhan Tak Terbendung Hyperliquid di Tengah Persaingan Ketat

Menurut laporan dari kanal YouTube Altcoin Buzz, Hyperliquid bukan hanya sekadar DEX biasa. Mereka beroperasi sebagai full-service perpetual DEX dengan fitur leverage, yang membuatnya kompetitif bahkan melampaui platform besar seperti Binance, Coinbase, Bybit dan OKX dalam hal volume kontrak perpetual.

Salah satu metrik mencolok adalah open interest Hyperliquid yang sempat menembus US$9 miliar, bahkan melebihi Binance yang mencatat US$8,2 miliar pada produk serupa.

Ini menjadi indikator kuat bahwa uang besar benar-benar berpindah dan beraktivitas di sana. Tidak hanya whale, tapi jutaan trader kecil ikut berkontribusi terhadap lonjakan volume sejak awal tahun.

“Hyperliquid adalah jaringan dengan profit tertinggi pada Mei dan selisihnya jauh dengan yang di bawahnya,” ujar host dari Altcoin Buzz.

Dominasi Stablecoin Jadi Kunci Aktivitas

Di sisi lain, pertumbuhan stablecoin di Hyperliquid menjadi sinyal lain yang tak kalah penting. Hampir seluruh pasangan perdagangan di sana menggunakan stablecoin, dengan USDC mendominasi hingga 96 persen.

Dalam tujuh hari terakhir, pertumbuhan stablecoin di Hyperliquid tercatat naik 8,3 persen, jauh di atas rata-rata industri yang hanya 0,4 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa arus masuk ke Hyperliquid bukan sekadar parkir dana, melainkan benar-benar untuk bertransaksi. Menariknya, sebagian besar volume stablecoin di jaringan Arbitrum ternyata berasal dari aktivitas Hyperliquid.

Lebih lanjut lagi, blockchain Layer-1 milik Hyperliquid kini menempati posisi keenam secara global dalam hal volume stablecoin, melampaui bahkan Polygon dan Arbitrum. Ini bukan pencapaian kecil mengingat usia platform yang relatif muda.

Buyback dan Burn Dorong Harga Koin HYPE

Salah satu strategi yang membuat Hyperliquid disorot adalah mekanisme pembelian kembali (buyback) dan burn koin HYPE dari biaya transaksi. Hal ini menciptakan tekanan beli yang konsisten, sekaligus mengurangi pasokan yang beredar.

Contohnya, dua hari lalu, Hyperliquid membakar koin senilai US$2,97 juta hanya dalam satu hari. Estimasi tahunan menunjukkan sekitar 20 hingga 25 persen dari total HYPE bisa dibakar setiap tahun. Dengan begitu, hubungan langsung antara kinerja platform dan token menjadi semakin erat.

Holder HYPE menerima 97 persen dari profit platform, ini menciptakan keselarasan kuat antara proyek dan komunitas,” ujar host dari Altcoin Buzz.

Sslain itu, sinyal kepercayaan juga datang dari sektor korporasi. Perusahaan publik Inovia dikabarkan mulai membeli dan melakukan staking terhadap koin HYPE sebagai bagian dari strategi treasuri mereka, sebuah langkah yang mengingatkan pada aksi MicroStrategy terhadap Bitcoin.

Meskipun saat ini harga koin HYPE berada di kisaran US$37, beberapa analis percaya bahwa angka US$100 hingga US$200 bukanlah hal mustahil, terutama bila altcoin season selanjutnya datang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Hyperliquid kini bukan sekadar eksperimen DEX berbasis leverage. Dengan pertumbuhan pengguna, volume, stablecoin dan model insentif yang berpihak pada komunitas, platform ini layak mendapat perhatian lebih dari pemain besar, termasuk Binance.

Apakah ini awal dari era baru DEX yang sepenuhnya kompetitif dengan CEX? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti, Hyperliquid sedang membangun momentumnya, dan sejauh ini, semua angka mendukung narasi tersebut. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait