Ruchir Sharma, Kepala Strategi Morgan Stanley mengatakan bahwa kehadiran Bitcoin jenis aset kripto lainnya adalah peringatan penting kepada pemerintah soal penerbitan uang fiat yang tak terbatas.
“Lonjakan harga Bitcoin mungkin masih terbukti menjadi gelembung (bubble), tetapi Bitcoin adalah peringatan pemerintah manapun, terutama di AS yang menerbitkan dalam jumlah yang tak terbatas,” kata Sharma dalam artikel “Will bitcoin end the dollar’s reign?“yang ditulisnya di Financial Times, 9 Desember 2020 lalu.
Ia juga secara tegas mengatakan, bahwa jangan menganggap bahwa mata uang tradisional Anda adalah satu-satunya penyimpan nilai, atau alat tukar, yang akan dipercaya orang.
“Orang yang paham teknologi tidak mungkin berhenti mencari alternatif, sampai mereka menemukan atau menciptakannya,” ujarnya.
Sharma mencoba meyakinkan publik bahwa uang tradisional yang diterbitkan oleh negara sudah gagal.
Katanya, pejabat AS yakin bahwa, sebagai tanggapan terhadap dampak ekonomi akibat COVID-19, mereka dapat menerbitkan dolar dalam jumlah yang tidak terbatas tanpa merusak status mata uang cadangannya,
“Tetapi kelas aset baru sebagai pesaing muncul, yakni cryptocurrency/aset kripto yang beroperasi di jaringan peer-to-peer yang tidak diatur oleh negara mana pun. Aset kripto seperti Bitcoin adalah uang alternatif yang demokratis dan desentralistik,” ujarnya. [red]