Inilah lagi bukti keunggulan Bitcoin. Seseorang tak dikenal mengirimkan Bitcoin senilai Rp2,3 triliun, tapi ongkir (ongkos kirimnya) hanya Rp17.000. Wow!
Kemarin, seseorang mengirim 8.692 Bitcoin (BTC), hanya membayar ongkos kirim (transaction fee) hanya 0,0000652 BTC (setara Rp17 ribu).
Dalam satuan USD, berdasarkan harga BTC sekitar US$19 ribu, maka dia mengirim dana sebesar US$166 juta (Rp2,3 triliun) dengan ongkir US$1,25 (Rp17 ribu).
Pengiriman uang sebesar itu dan dengan biaya semurah itu mustahil dapat dilakukan memakai layanan bank tradisional.
Pengirim tersebut sangat beruntung, sebab menurut data BitInfoCharts, rata-rata biaya transaksi Bitcoin kemarin adalah 0,00023 BTC (US$4,32), atau sekitar empat kali lipat biaya yang dibayarnya.
Si Kembar Winklevoss: Bitcoin Akan Kalahkan Emas, US$500 Ribu Per BTC
Tidak seperti lembaga keuangan tradisional, tidak ada patokan biaya pasti untuk mengirim aset kripto di jaringan Bitcoin.
Sebenarnya, biaya pengiriman tidak wajib, tetapi ditambahkan oleh pengirim sebagai insentif bagi penambang (miner) untuk memroses transaksi mereka.
Transaksi lebih banyak berarti persaingan lebih tinggi agar transaksi dimasukkan dalam block.
Kendati Bitcoin mencapai titik tertinggi baru bulan ini, volume perdagangan tidak berada di tingkat yang tinggi.
Kemarin, Bitcoin senilai US$27,2 milyar dikirim melalui jaringan Bitcoin menurut data CoinMarketCap. Jumlah ini tidak kecil, tetapi bukan angka luar biasa bagi jaringan Bitcoin.
Transaksi US$166 juta, dengan hash berawalan 4cd6be7, terjadi di block ke-660.422. Kendati ongkirnya rendah, transaksi lain dalam blok tersebut hampir tidak berbiaya. Pengirim lain mengirim 481 BTC (US$9 juta) dan membayar hanya US$0,01.
Di sisi lain, ada pengirim yang membayar 0,003 BTC (US$56) untuk mentransfer 1 Bitcoin. [decrypt.co/ed]